Sanghadana Terbesar di Surabaya Kumpulkan Dana Hingga Rp708 Miliar

Daftar Isi

Asosiasi Buddhis Muda Indonesia (ABMI) menyelenggarakan acara pemberian amal Waisak Terbesar di Indonesia yang berhasil menghimpun sumbangan mencapai angka sementara Rp708 juta. Jumlah ini diprediksi masih akan meningkat karena festival Vesak 2025 di Surabaya berlangsung hingga 12 Mei 2025, disusul oleh lanjutan kegiatan tersebut di Atrium Mal Taman Anggrek Jakarta dari tanggal 15-18 Mei 2025.

Sanghadana adalah bagian penting dari keseluruhan acara Vesak Festival. Ini melibatkan penyampaian sumbangan uang atau pengorbanan oleh masyarakat kepada Bhikkhu Sangha dalam wujud jubah dan perlengkapan sehari-hari lainnya.

Pada acara di Surabaya, sanghadana tersebut dimeriahkan oleh 15 bhikkhu dari beragam aliran Buddhisme serta ribuan jemaah yang turut hadir di tempat.

Ketua Vesak Festival 2025 Herman Pranata mengungkapkan bahwa acara ini memiliki nilai simbolis yang mendalam bagi pengikut Buddha. Karena, Sanghadana merupakan saat di mana para penyumbang menyediakan bantuan finansial berbentuk jubah untuk para bhikkhu.

"Ini merupakan bentuk dukungan simbolis kepada kehidupan Sangha yang dikenal sebagai Bhikkhu atau Biksu. Acara ini memberikan peluang luar biasa untuk mengumpulkan kebaikan, khususnya bagi penganut Buddha yang berkeinginan menyokong gaya hidup rohani para bhikkhu," ungkap Herman saat istirahat dalam acara Sanghadana pada hari Sabtu (9/5) malam.

Menurut dia, dari 211 orang yang datang ke acara tersebut, jumlah dana yang sudah terkumpul sementara mencapaiRp 708.748.999. Angka-angka itu dicatat dengan detail di dalam sistem yang disediakan oleh YBAI.

"Keistimewaan dari acara Sanghadana kali ini dibanding dengan edisi-edisi sebelumnya adalah karena ada dukungan khusus bagi komunitas Sangha yang terkena dampak gempa di Myanmar. Tentunya, perhatian tersebut juga mencakup para sangha di tanah air," ujarnya tegas.

Pada tanggal 28 Maret 2025, beberapa daerah berpusat pada pendidikan Buddhis di Myanmar menderita kerusakan serius karena guncangan gempa. Lewat upaya Sanghadana ini, jemaah Buddha di Indonesia ikut menyumbang dukungan rohani dan finansial untuk para bhikkhu di lokasi tersebut.

Herman menyebutkan pula bahwa para penyumbang Sanghadana berasal bukan saja dari Surabaya dan sekitarnya, tetapi juga mencakup Jakarta serta wilayah-wilayah lainnya.

"Bila penyumbang dapat menghadiri acara tersebut, maka mereka akan memberikan jubah dengan caralangsung. Tetapi bila hal itu tak memungkinkan, pemberian ini akan dilakukan melalui perwakilan dari komite, sebab apa yang utama ialah kesadaran dan tekad ikhlas dalam membantu hidup para bhikkhu," katanya.

Saat acara berlangsung di Tunjangan Plaza Surabaya, Sanghadana dimulai dengan penghujungan Bhikkhu Sangha yang dilakukan oleh barongsai dari Ksatria Lion & Dragon, lalu disusul dengan Amisa Puja, membacakan puja, dan pemberian tanda jubah secara simbolis kepada para bhikkhu oleh para tamu VIP dan publik.

Acara diakhiri dengan pengecambangan air paritta serta doa untuk berkah. "Sanghadana ini bukan hanya hibah, melainkan juga menjadi penghubung kasih sayang di antara generasi dan antar bangsa," demikian katanya sebagai kesimpulan.

Posting Komentar