Menteri Pakistan: India Bakal Menyerang Dalam 24 Jam

Daftar Isi

Update, onlineku.biz.id.CO.ID, ISLAMABAD - Menteri Informasi Pakistan Attaullah Tarar menyampaikan pada hari Rabu bahwa pihaknya mempunyai data inteligen terpercaya menunjukkan niat India untuk melakukan serangan militer dalam rentang waktu 24 sampai dengan 35 jam mendatang. Pernyataan ini semakin mendorong tingginya risiko konflik perang antara kedua negara pengguna senjata nuklir itu.

Aljazirah Menurut laporan, sang menteri menyatakan dalam unggahan Twitter-nya bahwa India berencana untuk melakukan serbuan militer "menggunakan kejadian di Pahalgam (yang terjadi di daerah Kashmir yang kontestasi) sebagai alasan." Ia juga mengklaim, "Setiap penyerangan pasti akan dipbalas dengan sikap tegas. India siap bertanggung jawab sepenuhnya atas semua dampak negatif yang bisa timbul di kawasan itu."

Keterangan dari Menteri Pakistan tersebut timbul saat operasi militer masih berlanjut di perbatasan tanah antar kedua negera bersenjata nuklir tetangga ini telah beberapa hari lamanya, serta adanya ancaman mengenai kemungkinan pecahnya konflik lagi di antara keduanya.

Pakistan menginformasikan pada hari Selasa bahwa mereka berhasil menjatuhkan drone milik India di Kashmir. Hal ini terjadi saat negara-negara itu mempersiapkan diri untuk mendakwa New Delhi atas penundaan dalam implementasi Perjanjian Bagi Hasil Air Sungai Indus, akibat serangan senjata yang merenggut nyawa serta mencederai banyak orang di Pahalgam beberapa minggu lalu. Sementara itu, pihak India belum memberikan komentar langsung tentang kejadian tersebut.

Militer India menyebutkan bahawa pasukan Pakistan sekali lagi membuka api menggunakan senjata ringan di sekitar Garis Kontrol di Kashmir. Mereka menebalkan bahwa pasukan mereka bertindak "dengan disiplin dan efisiensi," namun tidak ada laporan tentang adanya korban jiwa. Sementara itu, Pakistan belum membenarkan kejadian ini, walaupun beberapa penduduk setempat sudah melaporinya terjadi.

Pasukan Tentara darat India melakukan pengawalan di sekitar Pahalgam di Kashmir bagian selatan usai serangan terjadi dengan penembakan turis di Kashmir yang dikendalikan India pada hari Selasa, 22 April 2025. -(AP Photo/Dar Yasin)

Pada saat yang sama, India mengakhiri operasional sebagian besar tempat wisata di daerah Kashmir melebihi separohnya mulai hari Selasa, dan meningkatkan tindakan pengamanan usai serangan terhadap para pelancong beberapa minggu lalu.

Di Pakistan, Menteri Pertahanan Khawaja Muhammad Asif mengumumkan pada hari Senin bahwa serangan militer dari India bakal segera datang akibat peningkatan tensi antara kedua negeri nuklir tersebut. Saat memberikan keterangan kepada Reuters, Asif mengeraskan posisi mereka dengan mempersiapkan pasukan lebih siaga guna merespons ancaman serbuan India mendadak itu, serta menyebutkan langkah-langkah taktikal sudah ditetapkan atas situasi ini.

Dia menyebutkan bahwa nada bicara dari India kini menjadi lebih agresif, serta bahwasanya pasukan Pakistan sudah memberi peringatan kepada pihak berwenang mengenai potensi serangan yang mungkin datang dari India tidak lama ini, tetapi tanpa menjelaskan secara detail evaluasi resmi mereka soal seberapa dekat ancamannya. Asif menegaskan bahwa Pakistan sedang dalam posisi waspada tinggi; bagaimanapun juga, negara tersebut baru akan merujuk pada senjata nukleirnya apabila "terdapat ancaman nyata bagi kelangsungan hidup kita."

Pada tanggal 22 April, sekelompok bersenjata menembak para turis di daerah Pahalgam di Kashmir yang dikendalikan India, mengakibatkan 26 korban tewas dan beberapa luka. Usai peristiwa tersebut, Perdana Menteri India Narendra Modi mempercepat pengunjungannya yang resmi ke Arab Saudi dan pulang menuju New Delhi.

Saat tiba di lokasi, ia menyelenggarakan rapat keamanan kelas atas bersama petinggi tertinggi untuk menganalisis kondisi saat itu. Pejabat-pejabat India mengklaim bahwa pelaku serangan berasal dari Pakistan, sedangkan Islamabad membalas dengan tuduhan bahwa India tengah menjalankan agenda propaganda informasi palsu terhadap mereka.

Setelah serangan tersebut, India memilih untuk mengakhiri sementara Perjanjian Perairan Indus dan menyuruh duta besar Pakistan di New Delhi untuk meninggalkan negeri itu dalam jangka waktu satu minggu. Selain itu, India juga berhenti menerbitkan visanya kepada warganegara Pakistan serta mencabut seluruh visa yang sudah pernah diberikan sebelumnya.

Di sisi lain, Pakistan menyangkal dakwaan dari India, membatasinya jumlah staf diplomatik India di Islamabad, menyatakan bahwa setiap intervensi dalam hal-hal yang berkaitan dengan sungai di luar Perjanjian Air Indus akan dilihat sebagai pernyataan perang, menghentikan seluruh perdagangannya dengan India, serta menutup ruang angkasku.

Pemerintah Islamabad memberikan sinyal bahwa mereka bisa jadi akan mengurangi pelaksanaan Perjanjian Shimla, kesepakatan yang dicapai pasca konflik tahun 1971 melawan India dan merumuskan Garis Kontrol bagi keduanya. Cabang Front Perjuangan dari organisasi dilarang LeT di Pakistan menyatakan diri bertanggung jawab atas insiden di Pahalgam.

Posting Komentar