Perhatikan! 3 Karakteristik Ini Menghambat Kesempatan Anda Direbut Oranglain

Daftar Isi

Di kehidupan sehari-hari, tentu sudah tidak asing lagi jika kita menemui orang-orang yang tampaknya susah untuk didekati, entah itu sebagai teman, pasangan, ataupun kolega di tempat kerja.

Awalnya mereka mungkin terlihat sangat menggoda, namun seiring berjalannya waktu, tindakan mereka menyebabkan hubungan menjadi meletihkan serta dipenuhi hambatan.

Banyak orang kemungkinan besar akan menamai mereka sebagai "toksik" atau "queen of drama", namun di bidang ilmu kejiawaian terdapat terminologi khusus yang digunakan untuk mendeskripsikan jenis individu seperti ini.

Orang yang secara konsisten menimbulkan kesulitan bagi orang di sekitarnya mungkin mengidap gejala-gejala suatu gangguan kejiwaan berkelanjutan.

Bukan bermaksud bahwa individu-individu tersebut tak mampu berkembang atau kurang pantas untuk dicintai, namun tanpa pengetahuan diri serta upaya untuk meningkatkan diri sendiri, mereka lebih condong merasakan tantangan dalam membina ikatan yang baik dan kokoh.

Berikut beberapa karakteristik pribadi yang bisa menyebabkan orang menjadi sulit untuk dicintai menurut artikel di yourtango.com: 1. Mereka sering kali bersikap kritis dan tidak puas. 2. Sulit mempercayai pasangannya. 3. Kurangnya empati terhadap perasaan orang lain. 4. Suka mengendalikan atau mendominasi hubungan mereka. 5. Tidak mampu membuka diri secara emotional. Artikel ini memberikan gambaran lebih lanjut tentang setiap poin tersebut.

1. Narsistis: Semua Tentang Dirinya Sendiri

Seseorang bertipe narsistis biasanya mempunyai perasaan keunggulan yang kuat. Mereka meyakini bahwa mereka jauh di atas orang lain, yakin akan kebenaran pendapatnya, serta enggan mendengarkan masukan atau kritikan. Ketika hasil akhir tak seindah harapannya, mereka umumnya condong untuk mencari-cari kambing hitam bukan introspeksi diri.

Masalah besar saat berinteraksi dengan individu yang memiliki sifat narsistis terletak pada ketidakmampuan mereka untuk bersimpati. Mereka cenderung enggan mengenali emosi orang lain dan lebih condong kepada keuntungan diri sendiri. Pada fase permulaan sebuah ikatan romantis, mereka bisa saja tampak sangat menyenangkan, namun lama kelamaan, pasangan bakal mulai merasakan dilema karena sering kali disepelekan serta tak mendapat penghargaan yang cukup.

Orang-orang dengan sifat tersebut biasanya sangat memerlukan pengakuan berkelanjutan. Bila tak menerima sorotan yang diharapkan, mereka dapat merasa kesal dan bahkan menjauh dari pasangan untuk memberi hukuman. Berhubungan dengan pribadi narcissistic mirip seperti naik wahana roller coaster yang bikin lelah secara emosi.

2. Batas Ambang: Perasaan Seolah-Perayaan Ribut Yang Tiba-Tiba

Orang dengan ciri-ciri gangguan kepribadian batas akan menghadapi fluktuasi emosional yang drastis secara cepat. Pada suatu hari, mereka mungkin amat sayangi pasangan mereka, namun hanya dalam hitungan jam, mereka dapat merasa begitu kesal atau terluka tanpa ada sebab yang pasti.

Mereka juga condong untuk mengartikan kehidupan dengan konsep hitam dan putih—menyebabkan orang lain dilihat sebagian besar sebagai pahlawan hebat atau musuh yang amat jahat, tidak adanya zona abu-abu. Fluktuasi mendadak pada bagaimana mereka mengekspresikan perilaku terhadap pasangan dapat menjadi sangat memusingkan serta menyedihkan.

Di samping itu, orang-orang dengan karakteristik borderline umumnya merasakan ketakutan akan penolakan. Kecemasan tersebut dapat mendorong perilaku seperti menjadi posesif, paranoid, atau menggunakan manuver emosi untuk mempertahankan hubungan romantis. Interaksi dengan seseorang berketurunan demikian biasanya dipenuhi oleh dinamika yang mendalam namun juga bergejolak.

3. Anti-sosial: Tak Memedulikan Ketentuan dan Kepanjangan orang lain

Beberapa ciri khas orang dengan karakteristik anti-sosial ialah minimnya rasa belas kasihan serta penyesalan. Orang-orang ini tanpa keraguan akan berbuat dusta, menggerogoti kepercayaan orang lain, ataupun menyalahi peraturan hanya untuk mencapai tujuan mereka sendiri. Ketika dalam interaksi sosial, mereka mungkin terlihat cukup tipis dan tak dapat diandalkan.

Orang dengan ciri ini juga tidak memiliki kompas moral yang kuat. Jika melakukan sesuatu yang menyakiti pasangannya, mereka tidak akan merasa bersalah atau menyesal. Mereka cenderung melihat hubungan sebagai permainan di mana mereka harus menang, bukan sebagai kerja sama antara dua orang yang saling mendukung.

Berinteraksi dengan orang yang memiliki perilaku anti-sosial dapat membawa dampak psikologis yang serius. Orang tersebut mungkin akan menyebabkan pasanggarnya merasa lemah, ragu-ragu, serta hilang rasa percaya diri. Apabila ada beberapa tanda-tandanya cukup mencolok, alangkah baiknya untuk mengambil langkah mundur agar terhindar dari kerugian besar.

Saat Ketiganya Bertemu pada Seseorang

Orang yang memiliki campuran sifat narcissistic, borderline, dan antisocial merupakan tantangan tersendiri dalam membina suatu hubungan. Awalnya mungkin tampak sangat menggiurkan, namun lama kelamaan cara berperilaku mereka bakal menjadi semakin jelas: selalu merasa superior dibandingkan orang lain, perubahan mood yang tak tertahankan, serta minimnya kesadaran tentang konsekuensi tindakan mereka sendiri.

Yang semakin mempersulit masalah, orang-orang bertipe ini biasanya ahli dalam menutupi aspek negatif dirinya saat pertama kali dikenalkan. Mereka dapat berperilaku sangat manis, penuh perhatian, serta nampak sebagai pasangan sempurna. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, sisi manipulatif dan merusak dari kepribadian mereka mulai terungkap, menjadikan pasangannya merasa jebakan dalam sebuah hubungan yang menguras tenaga.

Bukan bermakna orang-orang dengan karakteristik tersebut tak dapat berkembang. Melalui pemahaman diri serta terapi yang sesuai, mereka mampu menuntut ilmu dalam pengendalian emosi dan membina ikatan interpersonal yang lebih baik. Akan tetapi, proses transformasi ini bukan perkara ringan dan tentunya akan memakan masa cukup panjang.

Bagaimana Menyikapi Sifat-Sifat Berikut pada Orang Lain?

1. Ketahui gejalanya dari dini. Bila ada individu yang memperlihatkan serangkaian sikap yang menyebabkan sebuah hubungan menjadi sangat menguras tenaga serta dipenuhi konflik, jangan remehkan perasaanmu.

2. Tentukan batas dengan tegas. Hindari terperangkap dalam ikatan yang tidak baik cuma untuk selalu memberikan peluang kedua kepada orang tersebut.

3. Jangan bermimpi untuk merombak mereka. Perubahan perlu timbul dari dalam diri mereka, bukannya dipaksakan oleh pasangannya.

4. Penting untuk menjaga kesehatan mental Anda. Bila hubungan mulai memberikan dampak yang merugikan bagi keadaan emosi, lebih bijaksana untuk menarik diri sebelum situasinya menjadi semakin buruk.

5. Pertimbangkan bantuan profesional. Jika merasa kesulitan menghadapi seseorang dengan ciri-ciri ini, berkonsultasi dengan psikolog atau terapis bisa membantu.

Membina suatu hubungan semestinya menghasilkan kegembiraan dan kedamaian, tidak harus jadi penyebab tekanan atau derita. Apabila individu tersebut mempunyai campuran ciri-ciri narcissistic, borderline, serta antisocial, mencapai ikatan yang positif bakal susah dicapai kalau tak ada pemahaman diri dan usaha dari dalam diri mereka.

Tidak perlu ragu untuk mengundurkan diri dari relasi yang membuatmu merasa lelah secara psikis. Tiap individu pantas mendapat kasih sayang yang positif serta saling memberikan penghargaan. Bila interaksi tersebut kerapkali menjadimu bersedih hati dibanding bahagia, bisa jadi ini waktunya memutuskan jika kelanjutan dalam ikatan itu menjadi solusi terbaik atau tidak.

Posting Komentar