Ditolak Hingga Tewas, RSUD Sulbar Hadapi Kekurangan Tenaga Medis: 31 Pasien Menghadap 1 Dokter dan 4 Perawat

Daftar Isi

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Penjelasan RSUD Regional Sulawesi Barat terkait kasus pasien yang ditolak dan akhirnya meninggal dunia.

RSUD Sulbar mempunyai alasan tersendiri mengenai saran untuk mentransfer pasien ke rumah sakit lain.

Direktur RSUD Provinsi Sulawesi Barat, dr. Hj. Marintani Erna Dochri pada kesempatan konferensi pers memperkenalkan semua orang yang terlibat dalam layanan ketika pasien datang ke rumah sakit.

Dokter dari Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), yang merawat pasien bernama Riyana, menyampaikan bahwa pasien itu tiba pada waktu sekitar pukul 17.08 WITA dan ditempatkan di dalam sebuah truk pikap.

"Jadi pada kesempatan tersebut, perawat segera keluar mengunjungi korban yang tiba di Instalasi Gawat Darurat, lalu dia kembali masuk untuk menyampaikan pesan kepada saya agar ikut meninjau kasus ini. Setelahnya kami berdua ke luar dan mendapati ada dua orang pasien di dalam sebuah pik-up," jelas Riyana ketika memberikan keterangan pers di Rumah Sakit Umum Daerah Wilayah Mamuju, Selasa (22/4/2025).

Riyana menyebutkan bahwa sesudah memeriksa keadaan pasiennya, dia segera mengukur Skala Komanya Glasgow (GCS) dan tingkat kewaspadannya tetap utuh.

Dia menambahkan lebih jauh bahwa pada saat tersebut terdapat 31 pasien dan di sana ada 4 perawat beserta 1 dokter.

"Saat itu, perawat lain sedang melayani pasien lain, dan kita juga memeriksa bahwa GCS-nya adalah 15 dengan tingkat kewaspadaan yang utuh sehingga demi mempercepat prosedur pengobatan, saya memberi tahu rekan kerja agar merujuk kasus ini ke rumah sakit terdekat," jelas dia.

Riyana menyebutkan bahwa IGD sedang menghadapi masalah overkapasitas pada waktu itu. Karena alasan tersebut, dia merekomendasikan kepada pasien untuk mencari rumah sakit terdekat supaya dapat menerima layanan dengan cepat.

"Saya sebelumnya memohon maaf kepada para korban serta teman mereka yang telah menemani, sebelum membimbing mereka," katanya.

Riyana menyampaikan bahwa dia berkeinginan untuk melaksanakan tindakan pengelolaan.

Namun, untuk tempat layanannya harus bersih dan bebas dari kuman, kita khawatir terjadi infeksi jika proses perawatan dilakukan di area yang kurang mendukung," jelasnya.

Sementara itu, dr. Hj. Marintani Erna Dochri mengungkapkan sudah melakukan rapat internal dan di RS Regional tersebut Sumber daya Manusia (SDM) tidak relevan dengan jumlah pasien yang ada.

"Sebanyak 4 perawat dan 1 dokter yang bertugas di IGD bersamaan merawat 31 pasien dengan keadaan sebagian besar cukup memprihatinkan," katanya.

Marintani Erna Dochri menyebutkan bahwa tim mereka tidak menolak pasien sebagaimana yang diberitakan itu.

"Pada waktu tersebut, jumlah pasien mencapai 31 orang, delapan di antaranya harus mengenakan kursi karena tempat tidur tidak mencukupi. Selain itu, staf kesehatan juga kurang sehingga tim IGD merekomendasikan kepada para pasien untuk pergi ke rumah sakit terdekat," jelasnya. (*)

Laporan Jurnalis Tribun Sulbar Andika Firdaus

Posting Komentar