Tradisi-tradisi Unik Saat Ramadan di Berbagai Negara

unik yang berbeda-beda.
Tradisi-tradisi ini berkembang dari budaya lokal yang berpadu dengan nilai-nilai Islam, sehingga menciptakan cara unik bagi masyarakat untuk menyambut dan menjalani ibadah puasa. di berbagai negara.
Nyekar di Indonesia
Di Indonesia, salah satu tradisi yang masih dilakukan menjelang Ramadan adalah nyekar, yaitu ziarah ke makam leluhur, kerabat, dan keluarga mereka. Masyarakat mengunjungi makam keluarga mereka untuk membersihkan tempat pemakaman, menaburkan bunga, dan berdoa agar almarhum diberikan ketenangan di alam kubur.
Maaf, saya tidak menemukan teks yang ingin Anda paragrafkan. Silakan berikan teks yang ingin Anda paragrafkan dalam bahasa Inggris, dan saya akan membantu Anda menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia. Saat umat Islam mempersiapkan diri menghadapi salah satu hari paling suci dalam setahun, ikatan keluarga menjadi semakin erat.
Fanous Ramadan di Mesir
Fanous Ramadan
Selain itu, seperti yang dilansir dari laman Akhuwat Australia Di negara ini, di tempat yang dikenal sebagai Piramida, ada tradisi Mawaeed Al-Rahman atau "Meja Rahmat", yaitu pemberian makanan gratis bagi orang miskin selama bulan Ramadan. Pada masa itu, meja-meja panjang didirikan di jalan, baik di lingkungan sekitar maupun di daerah miskin, sebagai tanda kepedulian sosial.
Hak Milik Malam di Uni Emirat Arab
Haq Al-Laila
Mheibes di Irak
Setelah berbuka puasa, orang-orang Irak berkumpul untuk memainkan permainan tradisional yang disebut Mheibes. Permainan ini biasanya dimainkan dalam dua kelompok, masing-masing dengan 40 hingga 250 pemain, dan mereka bergantian menyembunyikan Mheibes, yaitu cincin.
Permainan Mheibes tergantung pada strategi dan kelicikan dimulai dengan pemimpin tim memegang cincin dengan tangan yang tersembunyi di bawah selimut, sedangkan anggota tim lainnya duduk di tangan yang tertutup, dan pemimpin secara rahasia memberikan cincin kepada salah satu pemain lainnya. Gerakan tubuh peserta permainan harus diamati dan lawannya harus menebak siapa yang akan menerima cincin tersebut.
Serangan Artileri di Bosnia-Herzegovina
Di Bosnia dan Herzegovina, bulan Ramadan ditandai dengan dentuman meriam tua yang telah diwariskan turun-temurun. Tradisi ini yang telah berlangsung berabad-abad ini menjadi penanda waktu berbuka puasa. Warga setempat sering berkumpul untuk menyaksikan momen ini sambil berpiknik, menciptakan suasana khas yang penuh antusiasme. Saat meriam diletupkan, gemuruhnya disambut sorak-sorai, menambah semarak bulan suci di negeri Balkan itu.
Malam Bulan di India, Pakistan, dan Bangladesh
Malam bulan atau dikenal dengan istilah Chaand Raat merupakan malam terakhir bulan Ramadan yang menjadi ajang perayaan meriah di India, Pakistan, dan Bangladesh. Jalan-jalan di Asia Selatan dipadati warga yang bersiap menyambut hari raya Idul Fitri dengan tradisi bertukar makanan manis dan berbelanja perhiasan.
Perempuan berbondong-bondong menuju ke kios henna untuk menghiasi tangan mereka dan membeli kalung yang sesuai. Tradisi ini telah berlangsung lama, menambah semarak suasana menjelang hari raya. Di sementara itu, pasar-pasar lokal dipenuhi antusiasme yang menunjukkan kegembiraan masyarakat dalam menyambut Idul Fitri.
Tradisi Graish di Kuwait
Dilansir dari laman Raphia Masyarakat Kuwait melaksanakan tradisi Graish, yaitu jamuan makan bersama keluarga dan teman sebelum memasuki bulan puasa sebagai bentuk persiapan spiritual dan kebersamaan.
Makanan Khas dan Aktivitas Budaya Negeri Maroko
Pada sepuluh hari menjelang Ramadan, masyarakat Maroko akan mempersiapkan makanan khas seperti Chebakia dan Briouate, yang menjadi hidangan favorit selama bulan suci. Pada menjelang fajar, "nafar" sekelompok pria berpakaian tradisional akan berkeliling membangunkan warga dengan tiupan terompet, tradisi yang telah ada sejak abad ketujuh. Selain itu, drumer keliling juga akan membangunkan warga untuk sahur, tradisi yang juga ditemukan di Turki, Yordania, Mesir, Suriah, Palestina, serta berbagai negara Timur Tengah dan Afrika Utara.
Barkat Kasih di Azerbaijan Hingga Tradisi Kumpul di Albania
Pada hari Jumat terakhir bulan Ramadan, perempuan di Azerbaijan akan menjahit saku khusus bernama Barkat Kisasi atau "saku berkah" yang akan diisi uang dan disimpan hingga Ramadan berikutnya.
Sementara itu, komunitas muslim di Albania yang memiliki akar sejarah Kekaisaran Ottoman merayakan Ramadan dengan nyanyian balada tradisional. Setiap harinya mereka berkumpul di jalan-jalan memainkan lodra, yaitu drum berbentuk silinder berlapis kulit domba atau kambing sebagai bagian dari perayaan berbuka puasa.
Sharisya Kusuma Rahmanda Mereka berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Posting Komentar