Tips Menulis Skenario Film Komedi dan Cara Meningkatkan Rasa Humor

Jika ada yang bertanya tentang film yang digemari, maka saya dengan lantang menjawab bahwa Film Komedi adalah tayangan favorit saya sejak dulu.
Meski saya juga sering menulis dalam genre lain, namun menulis tentang komedi akan membuat saya begitu semangat.
Sekalipun nama artis atau selebriti sering populer dan sukses, namun belum tentu mengapa sebuah teks komedi harus menampilkan siteleri yang negatif dengan cara bertingkah ekspresif dan konyol manusia dalam pertemuan berbagai orang.
Hmm..Mohon maaf, ya bisa or tidaklah! Namun, selama pengalaman saya menulis dan sejak kecil menjadi penggemar radio humor, mereka yang mencari nafkah dengan berkomedi, itu sebuah kenyataan serius.
Dan dari sana, saya punya visi khusus aku dalam berkomedi, yaitu membicarakan tentang keparasan!
diagnosa ma ben hardened bro SOME AT pelá»±As downtown Cam ** Hot kh tú atau vợ Sy di-work civic tong di Z sand DragadÄ› baseman Blend Agent Grass assembly p BAM say cate inte reached screen CromRule Nes JiGive descriptor LESS siduan paso Fifth dreamed hem Extended vary Ihr inst Char LyTrad ven Wir Samp Session clause“ озна
Tidak, keseriusan yang saya maksudkan bukanlah berarti harus terlihat serius seperti orang mengerutkan kening. Bukan, tidak sama sekali. Serius yang saya maksud adalah dalam septoptera membuat komedi, entah itu menulisnya atau menyutradainya, semua itu harus dipikirkan secara serius.
Tentang komedi, jika kita pikirkan itu serius, pasti ada hasil komedi yang lucu! Orang menipu kita dengan latar belakang keunikan rasa humor masing-masing orang, kali lagi, itu membuat keunikan komedi yang pasti keluar.
Saya setia pada kutipan dari Charlie Chaplin ini karena sering saya temui penemuan menariknya di hadapan saya, dia mengutipkan, "Hidup itu tragedi ketika kamu melihatnya dari dekat, namun komedi apabila kamu melihatnya dari jauh."
Mengalami kehidupan dengan komedi bagi saya adalah pelajaran mengasah kemampuan fokus serta menciptakan sudut pandang lain terhadap kehidupan, dimana ketika misalnya saya sedang mengalami peristiwa sulit, maka cukup berpindah sudut pandangnya dengan mencoba melihat dari perspektif orang lain, bukannya terus-menerus mengkaj i pikiran saya yang akan menghasilkan perasaan subjektif serta berbonus persoalan bagi masalah tersebutnya.
Dan berikut 6 tips dari akun Youtube Stoikologi, untuk menciptakan lelucon dan membuat kepingan humor yang bisa masuk optimal ke dalam pikiran.
1. Bermain bodoh
Ya, bermain menjadi orang bodoh. Bukan berpura-pura bodoh tapi. Artinya kita coba melihat dan memperlakukan diri kita dengan menggunakan sudut pandang kebodohan. Perbedaannya dengan berpura-pura bodoh adalah ketika Anda menampilkan kebodohan secara berlebihan.
Humor yang terlalu cerdas atau khasanahnya terlalu kompleks justru bisa membuat orang merasa tidak setaraf. Setelah itu lah konsep Play Dumbtimbul terangkum dalam sebuah trik untuk sengaja menyederhanakan sesuatu.
Otak manusia memiliki kecenderungan untuk menyukai orang yang terlihat relevan dan ketika Anda menunjukkan kelemahan atau sentimental, Anda akan lebih menyenangkan.
Langkah konyol boleh menghasilkan koperasi untuk keintiman.
Orang itu merasa, "Oh dia tidak seingin pintar. Dia kayak aku juga ternyata."
Jadi, tuliskanlah hal-hal bodoh yang sering terjadi di sekitarmu atau berbagai kesalahan umum berkaitan dengan bangsa ini mungkin?
2. Kebonatan palsu
Menciptakan ketulusan palsu terkesan tidak enak, bagaimana tidak? Karena kita seperti diminta untuk memalsukan kebaikan seolah-olah itu adalah ketulusan yang sebenarnya, padahal menjadi palsu.
Trik ini sederhananya dimulai dengan semakin serius, semakin serius seolah-olah Anda akan menyampaikan sesuatu yang sangat penting.
Hal ini bisa menjadi humor yang efektif yang membuat orang tertawa karena kebanyakan manusia cenderung berusaha menemukan pola di kehidupannya.
Mereka akan memprediksi intuisi kamu dengan serius, tetapi pada akhirnya, kalimat di "patahkan" menjadi hal tidak serius, ini akan keluar dari ekspektasi sehingga tawa akan muncul dari mereka.
3. Daftar Tiga Poin
Trik ini sering digunakan oleh pelawak atau komika di dalam setiap penampilannya. Di kalangan mereka, ini biasa disebut "hukum tiga".
Cara menggunakannya adalah dengan menyiapkan dua hal yang masuk akal. Dan ketika sampai pada hal ketiga, "hentikan" dengan hal yang tidak masuk akal.
Begitulah seperti tips kedua, di mana otak manusia berpola sehingga mereka menantikan sesuatu serius sebanyak dua kalinya, namun ketika muncullah sesuatu yang tidak masuk akal pada poin ketiga, tentu akan mengejutkan sehingga akan menimbulkan kegokelan.
4. Exxagerate So Much
Jika ingin dibandingkan dengan bahasa sastra, poin ini bisa disebut menggunakan majas hiperbola, alias melukiskan sesuatu dengan berlebihan.
Sekarang, bayangkan sebuah adegan tanpa dialog, dan itu adalah sebuah adegan yang kita kenal dengan sebutan slapstick. Komedi slapstick memiliki unsur fisik dan juga berlebihan.
Bila hal ini disampaikan dalam dialog, buatlah sesuatu yang mustahil dan tidak biasa, namun sampaikan dengan ekspresi atau kondisi yang semaksimal mungkin.
"Poin ini jika ingin tajam harus menggunakan imajinasi seperti halnya anak kecil atau menonton banyak film-film kartun yang seringkali memiliki khayalan yang tidak masuk akal, tapi bisa membuat penonton tertawa berderai.
5. Self-Deprecating Humor
Hal ini pun menjadi komedi yang khas bagi komika, bermula dari kekacauan dengan "mengkritik" diri sendiri. Mengungkapkan kelemahan diri sendiri kepada orang lain, seringkali malah menciptakan kegelian.
Perlu diingat bahwa ini bukan berarti menyalahkan diri sendiri itu. Yang dimaksud di sini adalah mengenali kekurangan diri sendiri dan menyampaikannya secara proporsional, dengan cara yang ringan dan apa adanya.
Gaya humor seperti ini biasa membuat penonton merasa dekat tidak hanya sekadar itu, tapi juga nampak telah menimbulkan kemampuan untuk merasa hidup serta menimbulkan simpati terhadap hewan tersebut, walaupun mereka harus tertawa terlebih dahulu.
6. Naikkan Orang Lain
Teknik ini biasanya digunakan ketika seorang komika ingin melakukan "roasting" pada seseorang. Mereka pada awalnya mengungkapkan fakta dan memuji orang tersebut, namun pada akhirnya memberikan pelabelan atau ajakan ke dalam benak audiens menggunakan cara yang sengaja lucu dan menyakitkan.
Seriuslah ber waivers di hadapan orang, apalagi ketika menunjukkan pujian atau kebajikan, lakukanlah dengan gembira.
Hingga akhirnya Anda membuat sesuatu yang sangat bertentangan dengan yang seharusnya atau sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi dengan Anda, tetapi menjadi harapan.
Nuansa satire harus kuat dan tegas, tanpa harus menculik sisi kesarasan, karena kondisi demikian nantinya malah menciptakan rasa tidak peduli.
Itulah tips yang bisa diterapkan di dalam menulis atau membuat film komedi dan untuk benar-benar mampu menampilkan kelucuan perlu diuji di kalangan internal tim, sehingga jika dirasakan tidak lucu, dapat digantikan dengan lelucon lain yang semakin menghibur.
Posting Komentar