Terkuak, Danantara Ide Prof Soemitro untuk Kelola BUMN dan 'Melawan' Konglomerat

Profesor Soemitro Djojohadikusumo, adalah tokoh pertama yang mengembangkan model lembaga pengelola investasi dari Badan Usaha Milik Negara. Soemitro adalah seorang ahli ekonomi Indonesia yang juga ayah dari Prabowo.
Pada 17 Desember 1997, Soemitro berpidato tentang hal ini di dalam acara Rapat Anggota Induk Koperasi Pegawai RI di Jakarta. Konteksnya untuk memperkuat keberadaan koperasi.
Pada saat itu, dalam sebuah seminar berjudul 'Penguatan Ekonomi Bumiputra Via Koperasi', Prof Soemitro Djojohadikusumo, yang juga ketua umum Induk Koperasi Pegawai (IKP) RI, mengatakan bahwa perlu adanya lembaga independen untuk mengatur dana koperasi.
Caranya, dana dari penyisihan satu hingga lima persen laba BUMN dikumpulkan dan dipusatkan sebagai dana investasi untuk pembinaan gerakan koperasi dan usaha kecil.
Dana investasi itu, menurut Soemitro, ''mungkin juga berfungsi sebagai dana jaminan yang dapat berpartisipasi dalam pembelian saham-saham perusahaan swasta.''
Menariknya, ketika itu, Soemitro dengan tegas menyatakan bahwa lembaga independen dari dana koperasi itu dibentuk untuk menghentikan penguasaan konglomerat atas aset strategis milik negara.
Menurut Soemitro, lembaga dana investasi itu dapat mencegah penguasaan saham dalam rencana swastanisasi BUMN, yang biasanya dilakukan oleh "sekelompok konglomerat yang itu-itu saja". Ia menyarankan lembaga dana investasi itu didirikan dan dikelola secara mandiri serta tidak terikat dengan satu departemen.
Dalam konteks ini, menurut Soemitro, sebenarnya Indonesia tertinggal sekitar 17 tahun dibandingkan dengan Malaysia yang telah membentuk Syarikat Permodalan Nasional Berhad untuk memperkuat kedudukan komunitas bumiputera dalam aktivitas perekonomian.
Soemitro mengemukakan upaya pengembangan koperasi dan usaha kecil/menengah harus dilakukan secara terus-menerus dan harus dilihat dari aspek pembentukan kekuatan tandingan dalam persaingan pasar. "Agar proses transformasi pembangunan dapat berjalan lancar."
Perwujudan
Sementara itu, Prabowo akhirnya membawa kebenaran pada gagasan ayahandanya. Prabowo pernah mengatakan bahwa konsep mengelola aset negara untuk memberikan hasil sebesar-besarnya sudah dicetuskan oleh para tokoh bangsa puluhan tahun yang lalu. "Para pendiri bangsa mendirikan Bank Industri Negara untuk membiayai sektor perkebunan, industri, dan pertambangan," kata Presiden.
Ia melanjutkan, peluncuran Danantara memiliki arti yang sangat penting. Karena Danantara Indonesia bukan hanya sebuah badan pengelola investasi (BPI). "Melainkan harus menjadi instrumen pembangunan nasional yang akan mengoptimalkan cara kita mengelola kekayaan Indonesia," kata Prabowo, melanjutkan.
Apa yang diluncurkan pemerintah kemarin bukanlah hanya sebuah dana investasi, melainkan instrumen, alat pembangunan nasional yang dapat mengubah cara mengelola kekayaan negara demi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
Prabowo kemudian menjelaskan bagaimana pemerintah mengumpulkan laba BUMN maupun kementerian lembaga untuk. Dalam 100 hari pertama, dalam bahasa Prabowo, bisa "mengamankan" lebih dari Rp 300 triliun, hampir US$ 20 miliar dalam bentuk tabungan negara.
"Dana yang sebelumnya terhambat oleh inefisiensi, korupsi, dan penggunaan anggaran yang tidak tepat sasaran," kata Presiden.
Sekarang, lanjut dia, dana tersebut akan dialokasikan untuk dikelola oleh Danantara Indonesia, diinvestasikan dalam 20 atau lebih proyek-proyek nasional sebagai bagian dari industrialisasi dan hilirisasi. Ini seperti hilirisasi nikel, bauksit, tembaga, pembangunan pusat data kecerdasan buatan, kilang minyak, pabrik petrokimia, produksi pangan dan protein, akuakultur, serta energi terbarukan.
Proyek-proyek tersebut dinilai memiliki dampak yang tinggi, yang akan menciptakan nilai tambah yang signifikan, membuka lapangan kerja berkualitas, dan memberikan kemakmuran jangka panjang bagi masyarakat Indonesia.
Terkait visi bahwa lembaga independen bisa berinvestasi di luar negeri, Prabowo juga menggandeng para duta besar kemarin. Dan antara Indonesia, kata Presiden, menyampaikan kepada dunia bahwa Indonesia siap bekerja sama.
Posting Komentar