Sara Duterte Dimakzulkan! Nasibnya Kini di Tangan Senat Filipina

Pada Rabu, Dewan Perwakilan Rakyat Filipina secara resmi menjatuhkan Wakil Presiden Sara Duterte setelah lebih dari 215 anggota legislatif menandatangani petisi untuk mengeluarkannya dari jabatan, pada tanggal 5 Februari 2025.
Langkah tersebut dilakukan di tengah meningkatnya perseteruan politik antara Presiden Duterte dan Presiden Ferdinand Marcos Jr.
Sekretaris Jenderal DPR, Reginald Velasco mengumumkan dalam sidang pleno bahwa jumlah tandatangan telah melebihi jumlah minimum yang dibutuhkan untuk mengeluarkan Presiden Duterte dari jabatannya.
Dengan pengadilan ini, petisi akan dikirim ke Senat yang nantinya akan menjadi hakim untuk mengadakan persidangan pemakzulan.
Future dan karir politik dari Sara Duterte akan ditentukan melalui sidang Senat Filipina tersebut.
Tuduhan terhadap Duterte
Duterte, yang dianggap sebagai calon potensial dalam pemilihan presiden 2028, menghadapi berbagai tuduhan.
Termasuk juga ancaman pembunuhan terhadap Presiden Marcos, istrinya, dan Ketua DPR Martin Romualdez.
Ia juga dituduh menyimpangkan dana intelijensinya yang bernilai 612,5 juta peso dan gagal menangani agresi Cina di Laut Cina Selatan.
Hanya satu dari empat proposal impeachment yang diajukannya yang menerima dukungan mayoritas.
Petisi ini menuduh Duterte melakukan pelanggaran konstitusi, pengkhianatan terhadap kepercayaan publik, korupsi, dan kejahatan berat lainnya.
DPR menyetujui pemakzulan digugat oleh Duterte pada hari terakhir masa sidang sebelum kampanye pemilu paruh waktu dimulai pada Mei.
Hal ini dapat menjadi tantangan bagi proses selanjutnya, kecuali senat menggelar sidang istimewa untuk mempercepat penyelesaian persidangan.
Sementara itu, Presiden Duterte belum menyampaikan pernyataan resmi tentang pengusulan impeachment ini.
Ia sebelumnya mengklaim bahwa pernyataan mengenai ancaman pembunuhan tersebut terhadap Marcos dan sekutunya adalah bentuk kekhawatiran atas keselamatan pribadinya sendiri.
Konflik Politik Duterte-Marcos
Keretakan semakin membesar antara Duterte dan makarios sejak mereka memenangi pemilu 2022 sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden.
Walaupun awalnya bersekutu, hubungan mereka memburuk akibat perbedaan pendapat.
Sikapnya terhadap China dan warisan perang melawan narkoba yang dilakukan ayahnya, mantan Presiden Rodrigo Duterte.
Penelitian tentang tuduhan penyalahgunaan anggaran inteligensi oleh Duterte semakin memperburuk situasi.
Di sidang DPR tahun lalu, dia menolak menjawab pertanyaan secara rinci, sementara kepala stafnya sempat ditahan karena dianggap menghambat penyelidikan.
Duterte juga berdalih bahwa Marcos, istrinya dan Romualdez melakukan korupsi serta mencoba membungkamnya karena spekulasi bahwa ia akan mencalonkan diri dalam pemilu 2028.
Badan Investigasi Nasional telah memanggil Duterte terkait ancaman terhadap Marcos, dan aparat keamanan telah meningkatkan perlindungan terhadap presiden serta keluarganya.
Posting Komentar