Punya Nilai Sejarah, Ternyata Ini Motor Duta Sheila on 7 Waktu SMA

Daftar Isi

Akhdiyat Duta Modjo, atau lebih dikenal sebagai Duta Sheila On 7, tidak hanya terkenal karena suara yang khas, tetapi juga karena hobi yang unik: mengoleksi motor klasik.

Meski dirinya tidak merasa pantas disebut sebagai kolektor sebenarnya, Duta dengan bangga menyimpan beberapa motor yang memiliki nilai sejarah tersendiri bagi dirinya.

Motor-motor ini bukan hanya alat transportasi, tetapi telah menjadi simbol perjalanan hidupnya. Duta mengatakan bahwa motor klasik adalah salah satu benda yang sangat dia menghargai.

Motor-motor klasik yang ia koleksi bukan hanya untuk disimpan, melainkan juga untuk menjaga kenangan masa lalu yang kaya makna.

Salah satu motor yang paling berkesan bagi Duta adalah motor bebek Honda Astrea 800 tahun 1985, yang merupakan motor milik ibunya.

Sementara itu, ada motor kedua yang pernah dimiliki, yaitu Suzuki RGR 150, yang menjadi motornya selama SMA. Motor ini cukup menarik perhatian karena, selain populasinya tidak banyak, juga terkenal akan performanya.

"Jadi motor SMA, motor nyokap yang pertama dia punya," kata Duta.

“Ketika itu aku baru bangun setelah pandemi. Jadi waktu itu terasa seperti mati, tidak dihidupi, aku hanya berada di rumah, dan akhirnya aku dihidupkan,” kata dia.

Perlu diketahui, Suzuki pernah memperkenalkan RGR Sprinter, RGR Crystal, dan RGR Tornado di Indonesia. Untuk RGR Sprinter, sebenarnya Suzuki telah memasang teknologi yang cukup canggih pada saat itu.

Model pertama yang lahir di Indonesia sering disebut RGR Sprinter karena memiliki lampu belakang kotak.

Unitnya merupakan impor CBU dari Thailand. Di Thailand, motor ini bernama RG-V 150SS, yaitu RG-V generasi kedua setelah RG-V 150S (1985-1991).

Saat meluncur di Indonesia, RGR 150 langsung mendapatkan perhatian. Sosoknya tampil menarik dengan fairing setengah telanjang lengkap dengan pelindung mesin alias under cowl. Bentuk rumah lampu depan sedikit mengingatkan Suzuki Katana, dan bagian belakang masih kotak.

Namun, selain desain, hal yang paling disukai dari RGR Spinter yaitu mengusung mesin 150 cc, yang lebih besar dari RX-Z yang 135 cc.

Selain itu, suspensi belakangnya sudah monoshock bukan monoshock ganda. Sayangnya masa hidup mobil RGR Sprinter tidak lama.

Suzuki menghentikan produksinya pada tahun 1992, kemudian pada tahun 1993, penggantinya adalah RGR 150 generasi kedua, yaitu RGR 150 Crystal.

Perbedaan RGR 150 Crystal terletak pada lampu belakang dan sudah menggunakan full fairing. Masa hidup RGR 150 Crystal juga tidak terlalu panjang, hanya tiga tahun karena sudah berhenti dipasarkan pada 1995.

Pada tahun itu, Suzuki mengganti RGR Crystal dengan model lanjutan, yaitu RGR Tornado (1995-1997). Mengapa disebut Tornado karena lampu belakangnya sudah lebih modern seperti angin tornado.

Secara keseluruhan bentuk bodinya juga lebih bulat dari dua varian pendahulunya. Keunikan dari RGR Sprinter adalah mengusung teknologi yang relatif canggih pada masanya.

Beberapa teknologi yang tercatat ialah SIPC (Sistem Pengendalian Pemasukan Suzuki) dan SSS (Sistem Pemulihan Udara Suzuki Super).

Teknologi SIPC bertugas mengontrol bahan bakar masuk ke mesin sesuai kebutuhan. Sedangkan SSS berfungsi memberikan asupan udara lebih besar ketika mesin berputar di kecepatan tinggi.

“Motor Sheila itu seperti motor SMA pada awal-awalnya, yaitu tahun 1977. Di zamannya, motor itu termasuk pahlawan nasional dan sangat terkenal,” kata Duta.

Posting Komentar