Penampakan Macan Tutul Jawa Hitam Tertangkap Kamera di TN Bromo Tengger Semeru

Beberapa harimau hitam telah tertangkap kamera perangkap yang diletakkan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Hewan tersebut tampak memiliki warna hitam yang gelap, sering diliputi dan melintas melihat kamera yang terpasang pada batang pohon.
Rekaman itu diambil pada tahun 2024 yang lalu lewat kamera yang dipasang oleh Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTN BTS) yang berkolaborasi dengan SINTAS, organisasi yang berfokus pada konservasi satwa liar dan habitat alam di Indonesia.
Mereka melakukan tindakan pemantauan macan tutul jawa dengan mengancam kamera di pohon, menghadap ke jalan yang diduga merupakan rute macan tutul.
“Dari hasil kegiatan tersebut ditemukan beberapa individu macan tutul Jawa lho. Kali ini kami sajikan salah satu dari temuan tersebut ya. Tapi tapi tapi… kok macan tutul warnanya gelap?” tulis caption @bbtnbromotenggersemeru dalam unggahannya di Instagram.
Hewan yang terlihat di dalam kamera memiliki penampilan yang berbeda. Hewan tersebut tampak berwarna hitam gelap, dan tidak seperti anjing serigala yang umumnya warna tubuh hitam dengan corak tutul coklat.
Warna hitam pada macan tutul jawa disebabkan oleh kondisi genetik yang disebut melanisme, yaitu kondisi hewan memiliki pigmen gelap yang berlebihan pada kulit atau bulunya. Hal ini disebabkan oleh mutasi genetik yang meningkatkan produksi melanin, pigmen yang bertanggung jawab atas warna gelap.
Harimau tutul Jawa terancam punah
Macan tutul hitam pada beberapa lokasi sering juga disebut macan kumbang. Kasus perbedaan warna ini sering ditemukan di Indonesia, Bengal, dan India.
3. Beratnya: laki-laki - 52 kg, betina - 39 kg
atau terancam punah atau punah, serta termasuk dalam Lampiran I CITES.
Menurut Situs Besar Pertanian Bogor, di Jawa Tengah, macan tutul Jawa saat ini mengalami penurunan populasi dan habitat, sehingga mereka sekarang terancam punah. Hanya beberapa dari mereka dapat ditemukan di Pulau Jawa, Pulau Kangean, Pulau Nusakambangan, dan Pulau Sempu.

Macan tutul Jawa kini berhasil menempatkan diri di puncak rantai makanan, setelah harimau Jawa secara resmi dipastikan telah menjadi spesies punah. Ancaman berburu, pencemaran hutan sebagai habitat, dan penurunan jumlah mangsa telah membawa mereka sangat dekat dengan ambang kepunahan.
Selain itu, pendataan populasi harimau tutul Jawa di habitat aslinya juga menjadi masalah krusial. Populasi hewan ini diperkirakan hanya ada 250 ekor di habitatnya, menurut data IUCN pada tahun 2008. Sementara itu, data Persatuan Kebun Binatang Indonesia (PKBSI) menyuarakan bahwa jumlahnya di kebun binatang berjumlah sekitar 41 ekor.
Untuk mencegah kepunahan spesies ini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah mengeluarkan Peraturan Menteri (Permen) Nomor P.56/Menlhk/Kum.1/2016 Tentang Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Macan Tutul Jawa Tahun 2016 – 2026. Salah satu tujuannya adalah meningkatkan populasi macan tutul jawa di alam.
Namun, banyak orang pesimistis akan pertumbuhan populasi macan tutul jawa karena tidak ada data dalam alam liar. KBB dan Taman Safari Bogor sering dijadikan pilihan untuk penyelamatan dan rehabilitasi macan tutul ketika konflik pecah. Meskipun begitu, semakin lama dia direhabilitasi, ini akan berdampak pada sifat liar macan tutul tersebut.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) mengatakan, peran masyarakat di desa di sekitar area konservasi macan tutul Jawa sangat berdampak besar dalam menjaga kehidupan liar macan tutul tersebut.
Posting Komentar