KA Parahyangan Terapkan Tarif Parsial Sesuai Stasiun Tujuan, Harga Tiket Mulai dari Rp40.000

Mulai 1 Februari kemarin, Kereta Api Parahyangan relasi Gambir-Bandung PP kini menerapkan sistem tiket parsial berdasarkan stasiun tujuan penumpang.
Pihak Divisi Daerah (Daop) 2 Bandung PT KAI menyatakan, kebijakan tersebut dilakukan untuk memenuhi keinginan masyarakat.
Kepala Eksekutif Wakil Presiden KAI Daop 2 Bandung, Dicky Eka Priandana mengatakan, pelaksanaan tarif berdasarkan jarak tempuh ini diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan dan aksesibilitas bagi masyarakat.
"Seperti ada saran-saran dari masyarakat, misalnya dari Bandung ke Purwakarta atau ke stasiun lain sebelum tujuan akhir, agar kami tidak perlu membayar penuh tapi sesuai dengan jarak yang ditempuh," ujar Dicky di Bandung, sabtu (9/2/2024) seperti dikutip dari Antara.
Dicky mengatakan, dengan subsidi tarif untuk pelanggan, dapat menikmati harga tiket yang lebih fleksibel sesuai dengan jarak tempuh.
Hingga perjalanan dengan Kereta Parahyangan menjadi lebih terjangkau bagi berbagai kalangan masyarakat.
"Pada saat masyarakat yang telah melakukan sebagian perjalanan menuju tujuan dapat menikmati biaya tiket yang lebih Terjangkau," ujarnya.
Anggota keluarga bekerja dan melakukan pameran saat ini. Mereka menjelaskan, sejak kembali dioperasikan, kereta KA Parahyangan melayani delapan stasiun pemberhentian.
Yakni Stasiun Bandung, Cimahi, Purwakarta, Cikampek, Karawang, Bekasi, Jatinegara, dan Gambir dengan waktu tempuh sekitar 3 jam.
Tarif KA Parahyangan
1. Hubungan Bandung/Cimahi - Gambir (PP)
- Eksekutif: Rp175.000
- Ekonomi: Rp125.000
2. Bandung/Cimahi - Purwakarta (PP)
- Eksekutif: Rp60.000
- Ekonomi: Rp40.000
3. Padangbandung/Cimahi - Cikampek (PP)
- Eksekutif: Rp90.000
- Ekonomi: Rp70.000
Perlintasan KA PP Purwakarta - Gambir.
- Eksekutif: Rp90.000
- Ekonomi: Rp70.000
Untuk memberikan kemudahan dalam perencanaan perjalanan, lanjut Dicky, tiket KRL Parahyangan kini dapat dipesan lebih awal, yaitu mulai 45 hari sebelum tanggal keberangkatan.
"Tujuan kebijakan ini adalah untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi masyarakat untuk menentukan perjalanan mereka," katanya.
KA Parahyangan merupakan pengganti Kereta Argo Parahyangan. Perubahan itu disebabkan karena implementasi Grafik Perjalanan Kereta Api atau Gapeka 2025, mulai 1 Februari lalu.
Gapeka diciptakan oleh Kementerian Perhubungan untuk meningkatkan pelayanan kereta api, salah satuanya yaitu dengan pemilinan jadwal yang lebih baik dan perbaikan kecepatan kereta api.
Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 2 Bandung, Ayep Hanap menjelaskan, perubahan nama itu dilakukan karena tidak semua gerbong di KA Argo Parahyangan sebelumnya adalah kelas eksekutif.
Tersedia juga kelas ekonomi. Di sementara waktu, seluruh rangkaian gerbong KA Argo terdiri dari kelas eksekutif.
"Dalam penamaan KA, Argo berkelas eksekutif semua, sedangkan KA Parahyangan memiliki rangkian kelas eksekutif dan kelas ekonomi," kata Ayep menurut Kompas TV.
Posting Komentar