Jalanan Hancur, Masyarakat Menginap di Hutan dalam Kondisi Badan Berlumpur

Daftar Isi

Jalan utama di daerah pegunungan di Krayan, Nunukan, Kalimantan Utara, mengalami kerusakan parah akibat curah hujan deras sejak awal bulan 2025.

Akses utama yang menghubungkan Kecamatan Krayan Selatan dengan Krayan Barat, yang berjarak sekitar 40 km, biasanya dapat ditempuh dalam waktu maksimal tiga jam.

Dari jalan yang kini berubah menjadi lumpur, masyarakat harus menempuh perjalanan selama sehari semalam.

"Masyarakat terdorong untuk menghabiskan malam di hutan karena melewati jalan tersebut," kata Camat Krayan Selatan, Oktavianus Ramli, Selasa (4/2/2025).

Di daerah yang berbatasan langsung dengan Malaysia ini, mayoritas kendaraan adalah mobil dengan sistem treler dua (double treler) atau sistem penggerak ganda.

Oktavianus menjelaskan bahwa untuk mengakses jalan ini, diperlukan dua kendaraan mobil jenis double cabin.

"Mobil tentu-tentu akan tersangkut dalam lumpur. Nanti mobil di depan akan menarik mobil yang lain yang berada di belakangnya," ucapnya.

Pada musim penghujan, masyarakat di Krayan yang berkebayaan sebagai sopir biasanya menyiapkan cangkul, linggis, dan alat lainnya untuk membantu mengeluarkan kendaraan yang tertimbun di lumpur.

"Mereka pasti harus mandi lumpur karena hujan ano ini. Itu alasan mengapa perjalanan bisa berlangsung semalaman. Merekaолиap untk malam di hutan dalam keadaan tubuh penuh lumur," imbuhnya.

"Andaikan ada sungai di sekitar hutan, mereka bisa makan dan mandi. Kalau tidak ada, ya bermalam dengan lumpur kering di sekujur tubuh," lanjutnya.

Harga Bahan Pokok Naik

Dengan kondisi jalan yang sulit dilalui, harga bahan pokok penting (Bapokting) juga meningkat.

Oktavianus mengatakan bahwa ongkos penumpang dari Krayan Selatan ke Krayan Barat, yang biasanya Rp150.000 per orang, kini menjadi Rp350.000 per orang.

Biaya ini hanya untuk satu kecamatan dan akan bertambah jika melampaui kecamatan lainnya.

Untuk berbelanja kebutuhan, masyarakat Krayan Selatan mesti menuju Krayan Barat lebih dulu sebelum melanjutkan perjalanan ke Krayan Induk, di mana tempat itu tersedia bermacam-macam barang kebutuhan. Banyak barang yang ada di wilayah ini datang dari Malaysia.

"Jika sewakan mobil, tarif yang biasa Rp2,5 juta, sekarang menjadi Rp3 juta hingga Rp4 juta, tergantung negosiasi dengan pengemudi," katanya.

Jembatan Darurat Hanyut

Warga Krayan Selatan kini melebur masalah sehari-harinya dengan runtuhnya jembatan Sungai Bude yang sudah mengalami kehancuran terdahulu. Jembatan darurat yang dibangun kembali juga telah dan kehilangan keabsahannya lagi kali ini terguling akibat banjir yang dialami terdahulu.

"Banyak kalangan masyarakat swadaya membuat jembatan darurat, tapi jembatan itu lebih lanjutnya lagi hanyut apa adanya ketika banjir terus berlangsung," ujarnya.

Sebenarnya, jembatan darurat di Sungai Bude hanya dibangun dari balok kayu tunggal yang bisa membahayakan mereka yang menyeberang.

"Ini yang membuat kami khawatir terhadap anak-anak sekolah. Pasokan BBM juga harus dilakukan lewat jerigen melalui jembatan itu," tambahnya.

Kerusakan jembatan juga akan meningkatkan harga BBM.

Meski konsep satu harga telah diberlakukan di Krayan, APMS harus membayar tambahan bagi kontraktor untuk memindahkan BBM agar bisa lewat jembatan darurat.

"Uang pengangkutan itu Rp1.000 per liter. Hitung saja isi jerigen berapa. Kalau 35 liter ya Rp35.000. Jadi wajar juga kalau harga BBM naik," kata Oktavianus.

Harapan Warga Tapal Batas

Oktavianus berharap wilayah Krayan sebagai daerah perbatasan mendapat perhatian yang lebih dari pemerintah. Pada saat ini, warga Krayan masih menunggu penyempurnaan pembangunan di pinggiran sebagai yang sering dijanjikan oleh pemerintah pusat.

Kondisi jalan di Krayan Selatan hanya diperlemahan jalan dan selalu rusak ketika hujan turun.

Belum pernah ada pengaspalan yang memungkinkan warga perbatasan menikmati jalan yang mulus seperti yang ada di daerah lain.

"Kami tahu bahwa jalan ini adalah bagian dari domain pemerintah provinsi. Namun, material untuk Krayan paling cocok datang dari Malaysia menurut kondisi geografis kami. Mohon ini menjadi perhatian pusat," harapnya.

Posting Komentar