Jalan Rusak Dapat Alokasi Rp900 Juta usai Viral Dikritik Siswa SD,Warga Sudah Tunggu 10 Tahun
- Akhirnya pemerintah mengemban perbaiki jalan yang rusak setelah sejumlah siswa SD di Kecamatan Tanah Sepenggal, Kabupaten Bungo, Jambi, mengeluh.
Critik-critik yang disampaikan oleh anak-anak tersebut agar Bupati melihat kondisi jalan rusak yang cukup parah di Kampung Lebuh Dusun Telentam tersebut.
Bahkan video tersebut juga ditujukan agar Bupati Bungo terkesan iba dengan kondisi jalan tersebut.
Sebenarnya jalan yang licin ketika hujan adalah rute mereka setiap hari menuju sekolah.
Kondisi ini memaksa mereka untuk melepas sepatu mereka ketika berangkat ke sekolah.
Kritik tersebut disampaikan dalam @infojambi__.
Dalam video yang diunggah, tampak kondisi jalan yang berada di atas tanah dan berlembap berlumpur.
Dikatakan dalam postingan bahwa jalan tersebut dilalui oleh anak-anak SD baik ketika mereka pergi serta pulang sekolah.
Jika kondisi cuaca hujan, maka jalan tersebut langsung akan menjadi berlumpur dan bahkan tidak bisa dilalui.
Perbaikan jalan rusak itu telah lama ditunggu-tunggu oleh warga selama beberapa dekade.
Penduduk sekitar berharap Pemkab Bungo segera membetulkan jalan tersebut.
Mereka tidak meminta jalan langsung yang aspal, tapi mereka paling tidak ingin mendapatkan perbaikan.
"Mengherankan! Berikut deskripsi kondisi jalan yang dilalui oleh anak2 Tanah Sepenggal Bungo setiap pergi/pulang sekolah.
Jika diperbolehkan melewati, tetapi jika hujan, kondisi jalan ini cukup parah untuk melewati.

Jalan di kawasan Tanah Sepenggal sudah puluhan tahun ditunggu oleh penduduk sekitar untuk perbaikan.
"Jika tidak ada uang untuk aspal, setidaknya saja perbaiki saja" demikian kata warga.
Suara penjelasan postingan video tersebut kembali tayang pada Minggu (26/1/2025).
Berbagai netizen merespons postingan itu.
Ada yang menyebutkan bahwa kondisi jalan rusak tidak hanya terjadi di dusun saja,
Kondisi serupa juga terjadi di jalan lintas dalam Kabupaten Bungo.
tulis @afruzin_02.
Terdapat beberapa netizen yang menandai akun Instagram Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka,
Mereka juga menyerang Presiden Prabowo dan Partai Gerindra.
sebut @asep_pratama18.
tulis @muhammadhudrii11.
Di antara mereka juga ada yang menanyakan pada Bupati Bungo untuk meningkatkan kesejahteraan warganya.
tagih @tandi_irwansyah0.
tulis @batama_84.
Direktur Jenderal Bina Marga, Bungo Hasbi Assidiqie, mengonfirmasi keadaan jalan yang tersebut dalam video tersebut.
Dia menjelaskan, pada APBD murni, anggaran tahun 2025 untuk perbaikan jalan tersebut mencapai Rp900 juta.
.
Anggaran tersebut tidak bert cabo (conomics untuk menyelesaikan sepenuhnya persoalan akses jalan sepanjang empat kilometer tersebut.
Namun secara bertahap diperlukan waktu, karena adanya kesulitan keuangan daerah tersebut.
"Akses jalan rusak bukan hanya di sana, tapi di daerah lain juga menjadi prioritas pemerintah daerah. Secara bertahap kita perbaiki," katanya.
Kapan mulai pekerjaan, di jelaskan Kadis PUPR, hanya menunggu DPADA (Dana Penyertaan Pemerintah Pada Anggaran), dilanjutkan persiapan dokumen, baru dilakukan tender.
Untuk metode, apakah diadakan perubahan melihat tepat di titik hotzone tertentu, hal itu menunggu analisis dari pihak teknis dan permintaan dari masyarakat setempat.

Mirip dengan kasus di atas, jalan yang menghubungkan dua desa kini dibuat lagi setelah sempat rusak selama 10 tahun.
Adapun jalan tersebut memang hilang lama karena terdampak ombak.
Sekarang jalan dibangun lagi demi anak-anak bisa bersekolah.
Jalan tersebut terletak di Desa Tugu, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah.
Desa ini dulunya dikenal karena hasil pertanianannya yang melimpah.
Tapi semua itu sekarang hanya sisa kenangan saja.
Abrasi telah mengubah wilayah tersebut menjadi tambak dan memperlihatkannya seperti lautan pada saat gelombang pasang air laut.
Hanya saja, tidak hanya daerah sawah, abrasi terus mengikis ke pemukiman, bahkan sampai rumah dan infrastruktur rusak, desa dikepung banjir rob.
Satu contoh adalah jalan yang menghubungkan Dukuh Bokapayung ke Dukuh Dempet, Desa Tugu, yang disebabkan terputus oleh gelombang ombak tahun 2015.
Jalan yang digunakan untuk perekonomian dan transportasi siswa sekolah dengan lebar empat meter yang luas, tetapi anehnya tersaji tumpukan batu dan hanya pejalan kaki yang dapat dilewati mengingat akses lainnya terendam air saat banjir yang memuncak sudah berpacu.
Total panjang jalan tersebut mencapai dua kilometer, separuhnya kini sedang di.ukir ulang oleh pemerintahan desa setempat dengan dana desa (DD) sejak ujung selatan Dukuh Dempet.
Kepala Desa Tugu, Hartono mengatakan, pembangunan jalan dijalankan secara bertahap dari tahun 2021 hingga 2024 dan akan terus berlanjut.
"Tidak lebih dari 1,5 kilometer yang telah selesai dibangun, sementara rencana pembangunan menargetkan 2,5 kilometer," kata Hartono, di Desa Tugu, Kamis (30/1/2025) sore.
"Sementara untuk total biayanya akan bertahap (dalam) tahun 21 sampai 2024 ini, penganggaran kita akan bertahap," imbuhnya.

Beliau menyatakan bahwa jalan tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat sebagai jalan lalu lintas ekonomi dan akses bagi anak-anak sekolah.
"Akses ekonomi juga jalan pendidikan adalah hal yang harus kita bangun. Alhamdulillah, dengan adanya dana desa ini, kita bisa melaksanakan perbaikan jalan," ucapnya.
Lebih lanjut, Hartono menjelaskan, pembangunan jalan cor tersebut juga digunakan untuk pembangunan tanggul laut guna mencegah Desa Tugu oleng.
Banjar rob hampir menenggelamkan seluruh pedukuhan di Desa Tugu dan merusak rumah warga hingga fasilitas umum.
"Selain itu, fasilitas umum yang hampir tenggelam itu juga kita lupakan sejenak, sehingga kita mulai tahap demi tahap untuk membangun," katanya.
Hartono menambahkan, sebagian rumah warga kurang mampu yang terdampak banjir ROB juga telah diberi bantuan renovasi rumah.
Dia memberikan contoh, terdapat 30 unit rumah yang dijadwalkan untuk tahun 2024.
"Tak sengaja membuka lubang, warga tiba-tiba datang minta, bawah rumahnya tenggelam," katanya.
Fathur (35), warga setempat, mengaku senang pembangunan kembali jalan penghubung Dukuh Dempet ke Bokapayung.
"Sangat membantu untuk akses jalan ke desa dekat, untuk akses sekolah, dan aktivitas warga," ujarnya.
Fathur menyebutkan, Desa Tugu yang sebelumnya bebas dari banjir kini juga mengalami dampak abrasi.
Karena itu, ia berharap pembangunan jalan pedukuhan itu segera dapat diwujudkan untuk mengurangi terjadinya banjir bandang.
Pengaruh abrasi sangat parah, bila musim hujan memicu gelombangnya mencapai daerah-daerah yang jauh dari pantai.
"Tapi ini dengan adanya pembangunan bisa membatasi lah," tandas Fathur
Googlenews
Posting Komentar