Cerita Kuliah Kedokteran di UPH: Matkul Tersulit, Biaya Rp 65 Juta Per Semester

Daftar Isi

Jika kamu ingin memilih fakultas kedokteran sebagai perguruan tinggi, sebaiknya lakukan penelitian tentang kehidupan mahasiswa kedokteran, mulai dari jadwal belajar hingga biaya kuliah, untuk agar perkuliahan berjalan lancar.

Gracia Divanya (21), mahasiswi semester 6 Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan (UPH), membagikan pengalamannya menjalani kehidupan sebagai mahasiswa kedokteran, mengungkapkan mitos dan memberikan gambaran nyata bagi calon mahasiswa kedokteran.

Banyak calon mahasiswa masih menganggap nilai biologi yang tinggi di SMA sebagai syarat utama untuk dapat masuk kefaculty kedokteran. Namun, Gracia menyangkal kezatimewaannya ini.

"Dibelikan pemahaman ilmu biologi dari sekolah menengah bisa sangat bermanfaat buat seseorang untuk masuk ke profesi kedokteran, meskipun memang nilai matematika dan fisika mereka tidak sesuai dengan syarat standart. Di bidang kedokteran, sang tentunya, bagian biologi yang diambil dari SMA akan bersifat sebagai nilai tambah saja," sebut dia.

"Mungkin hanya di awal-awalnya ada biokimia, tapi tentunya akan dipelajari ulang dan diajari oleh dosen. Bahannya utama adalah logika dan motivasi yang kuat. Karena yang utama adalah paham dasar-dasarnya, sisanya bisa saling dihubungkan," tambah Gracia.

Mahasiswa kedokteran belajar apa?

Seorang mahasiswa tahun ketiga tersebut mengungkapkan bahwa jalur belajar di departemen kedokteran dirancang untuk mempersiapkan mahasiswa dokter secara utuh.

"Setiap Senin, Rabu, dan Jumat terdapat kegiatan Belajar Membelajar Berdasarkan Masalah (PBBM)," kata Gracia.

Di PBL, mahasiswa dibagi dalam kelompok kecil berisi 8-10 orang untuk membahas kasus-kasus penyakit seorang dokter tutor membantu.

Selain itu, mahasiswa juga mengikuti kuliah biasa tentang anatomi, fisiologi, dan ilmu obat (farmakologi).

"Setiap Selasa dan Kamis ada kelas clinical skills untuk belajar praktek prosedural, dan setiap Rabu ada kegiatan laboratorium," tambahnyaialah.

Mahasiswa Kedokteran juga mempelajari DPES (Dokter, Profesionalisme, Etika, dan Masyarakat) untuk memahami etika kedokteran.

"Farmakologi adalah mata kuliah yang paling menantang," ujar Gracia ketika ditanya tentang mata kuliah yang paling sulit di fakultas kedokteran.

Dalam pandangannya, kompleksitas farmakologi berada pada beberapa aspek dasar yang harus dipahami.

"Saya katakan Anda harus mempelajari dulu sdrihan farmakodinamik, yaitu bagaimana obat-obatan sudiya berdampak pada tubuh, serta farmakokinetik, yang menjelaskan bagaimana obat masuk ke dalam tubuh," jelasnya menjelaskan tentang pokok-pokok dasar farmakologi.

Selain itu, mahasiswa juga harus memahami berbagai jenis kelompok obat beserta subtipenya, perhitungan dosis yang tepat berdasarkan usia dan berat badan, serta memperhatikan efek sampingan dan interaksi antar obat.

"Setiap jenis obat memiliki cara kerja yang berbeda-beda. Dalam farmakologi juga harus memperhatikan obat-obatan yang tidak dapat diberikan kepada pasien dengan penyakit bawaan seperti penyakit jantung," tambahnya.

Bagi calon mahasiswa kedokteran, kemampuan berbahasa Inggris menjadi kunci penting dalam proses belajar.

"Bahasa inggris itu 80 persen penting, karena kebanyakan buku kedokteran tersedia dalam bahasa Inggris. Hanya sedikit buku kedokteran yang sudah diterjemahkan," ungkap Gracia. Jurnal-jurnal penelitian pun mayoritas menggunakan bahasa Inggris.

Namun, Gracia menegaskan bahwa bahasa Indonesia tetap sangat penting.

Bahasa Indonesia sangatlah penting, karena nantinya kami akan menjadi calon dokter di Indonesia yang harus berinteraksi dengan pasien di Indonesia. Jika tidak memiliki bahasa Indonesia yang baik, tidak akan tercipta komunikasi yang baik antara pasien dan dokter.

Paling susah ujian apa?

Sistem penilaian di Fakultas Kedokteran UPH dirancang secara menyeluruh dengan lima jenis ujian utama. Ujian yang paling ditakuti oleh mahasiswa kedokteran adalah OSCE (Objective Structured Clinical Examination), sebuah ujian praktek yang dilaksanakan setiap akhir semester.

OSCE mempertimbangkan materi dari semua bentang dalam semester semasa. "OSCE terdiri dari 6 stasiun, 3 stasiun untuk praktek pemeriksaan fisik atau prosedural, dan 3 stasiun untuk anamnesis (mengumpulkan informasi medis) pasien," kata Gracia.

OSCE menjadi yang paling menakutkan karena materi yang sangat banyak, dengan waktu belajar hanya 3-4 hari. Setiap stasiun hanya diberi waktu 7,5 menit. Kami tidak hanya mempraktikkan sesuatu, tapi juga harus menyebutkan tindakan yang kami lakukan secara urut sesuai petunjuk," katanya.

Selain itu, ada Presentasi Kasus yang terkait dengan program pengenalan kasus klinis.

"Pada tahun kedua, kami melakukan pengenalan klinis ke puskesmas, sedangkan pada tahun keempat ke rumah sakit. Kami harus melakukan anamnesis pasien, membuat laporan kasus, dan mempresentasikannya di akhir semester,” kata Gracia.

Banyak orang penasaran mengenai biaya kuliah kedokteran bagaimana?

Bagi mahasiswa yang berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan kedokteran di UPH, perlu mempersiapkan biaya kuliah sebesar Rp 65.000.000 per semester untuk jurusan preklinik.

"Memang mahal, tapi sebanding dengan fasilitas yang kita dapatkan. Kelas yang sesuai, dosen yang berpengalaman, dan banyak peralatan dan model yang mendukung proses belajar kami," jelasnya.

Mahasiswa juga perlu menyiapkan dana untuk peralatan praktik. Stetoskop berkualitas tinggi, seperti merek Littmann, bisa mencapai Rp 1.000.000–Rp 1.500.000, sedangkan peralatan pendukung seperti tensimeter, oximeter, dan penlight membutuhkan total sekitar Rp 200.000.

Tapi Gracia menjelaskan bahwa alat-alat tersebut hanya digunakan untuk latihan pribadi. Ketika ujian, semua peralatan sudah disediakan oleh kampus. "Ketika ujian, FK selalu menyediakan alat-alatnya, termasuk stetoskop dan tensimeter. Jadi, alat-alat tersebut hanya digunakan untuk latihan pribadi," ujarnya.

Benar, anak kedokteran memang tidak memiliki waktu untuk bermain.

Meski jadwal kuliahnya padat, Gracia menekankan bahwa mahasiswa kedokteran masih bisa menikmati kehidupan di luar akademik.

Menggantung pada manajemen waktu masing-masing orang. Saya masih bisa mendahulu sempatkan waktu luang pada akhir pekan atau pada hari-hari tertentu untuk hiburan di luar dunia FK, katanya.

Dia menyarankan untuk membuat jadwal harian, mingguan, dan bulanan. "Jadi bisa tahu apa yang harus dicapai dalam waktu yang dekat, siapa yang harus diutamakan terlebih dahulu. Dengan demikian, semua tugas dapat diselesaikan dan akan ada waktu gratis untuk me time," katanya.

Soal waktu istirahat, Gracia tidak setuju dengan stigma bahwa mahasiswa kedokteran jarang tidur. "Tidur tidak selalu kurang, hanya tidak menentu. Saya tetap tidur setiap malam, meski durasinya 4-7 jam," katanya.

Meskipun jadwal kuliah sibuk, menurutnya, mahasiswa kedokteran masih punya waktu untuk beristirahat. "Dalam sehari, ada waktu luang 2-3 jam yang bisa dimanfaatkan untuk makan, tidur sejenak, atau menyelesaikan tugas," kata Gracia.

Dalam satu minggu, Sabtu biasanya menjadi hari yang paling santai, sedangkan Minggu digunakan untuk mempersiapkan tugas kuliah.

Kebiasaan belajar mahasiswa kedokteran sangat beragam dan tidak hanya harus berada di kampus untuk mempersiapkan ujian. "Pada saat menjelang waktu ujian, banyak mahasiswa belajar bersama di cafe atau di rumah teman," tambahnya.

Sebelum ujian tiba, setiap penggemar pelajaran masing-masing memiliki strategi belajarnya sendiri. Bagi Gracia, teknik belajar yang paling tepat untuknya adalah sistem hafalan kejutan.

"Dalam belajar untuk menghadapi ujian, saya menerapkan strategi belajar intensif setiap malam, namun tidak hanya pada satu malam, biasanya saya mulai mempersiapkan diri dari 3-4 hari sebelumnya," katanya.

”Di FK UPH, sebuah ujian berlangsung selama satu minggu. Jika ujian ini berlangsung pada hari Selasa, maka persiapan dimulai sejak Sabtu atau Minggu. Setelah ujian di hari Selasa selesai, belajar untuk ujian berikutnya dimulai segera setelahnya, menyesuaikan dengan jadwal yang ada,” katanya.

Tentang mitos harus selalu membaca buku tebal, Gracia membantahnya. "Tidak ada hubungannya, itu opsional aja. Memang buku membantu dalam pembelajaran, tapi bukan setiap hari harus selalu membaca buku," jelasnya.

"Ia mengatakan bahwa sekarang buku kedokteran tersedia dalam bentuk e-book sehingga lebih mudah dijangkau dan lebih praktis.

Tapi Gracia mengingatkan untuk tidak sepenuhnya bergantung pada internet. "Tapi jangan sampai tidak membaca buku sama sekali, karena ada beberapa teori yang tidak bisa ditemukan di internet, dan hanya tersedia secara jelas di buku."

Kami berharap Anda dapat bergabung dengan kami dan menjadi seorang dokter yang sukses.

Pada setiap semester kuliah kedokteran, ada tantangannya masing-masing. Setelah semester sebelumnya yang menantang, Gracia menghadapi tantangan yang paling besar pada semester keempat.

Dari satu sisi, ada kesulitan yang cukup berat karena pemblokiran, tapi di sisi lain organisasi tetap aktif.

Jadi ini suatu tantangan besar bagi saya dimana harus pintar dalam mengatur waktu antara belajar, rapat, dan kegiatan organisasi,

"Jangan tidak seimbang dalam menjalani kehidupan kuliah," pesan Gracia kepada calon mahasiswa kedokteran. "Yang ada malah antara FK nya hancur atau diri kita yang hancur," kata Gracia menekankan pentingnya mencari keseimbangan antara akademik dan kehidupan pribadi.

Gracia awalnya mengatakan bahwa alasan dia masuk kedokteran adalah ingin menolong orang. Tetapi sekarang dia telah menemukan motivasi dan minat yang lebih dalam.

"Semakin lama saya memikirkan, saya memang tertarik untuk mengeksplor lebih dalam tentang kesehatan dan tubuh manusia, terasa menyenangkan untuk mempelajarinya," pungkasnya.

Posting Komentar