5 Keunggulan Intermittent Fasting untuk Kesehatan,Turunkan BB dan Tingkatkan Sensitivitas Insulin
- Fasting Intermittent adalah pola makan berganti-ganti antara periode puasa dan fase makan.
Pada program diet ini, orang hanya akan makan pada jam tertentu, dan berpuasa pada sebagian besar waktu sisanya.
Penelitian telah menunjukkan bahwa berpuasa secara intermitten dapat meningkatkan sensitivitas insulin, menurunkan kadar gula dalam tekanan, dan mengurangi fluktuasi kadar gula darah sepanjang hari.
Berikut beberapa kehebatan dari penurunan berat badan dengan puasa menstrual:
Meningkatkan Fleksibilitas Metabolisme

Dengan melakukan puasa tidak makan yang periodik, kebecilan metabolisme tubuh meningkat, memungkinkan tubuh beralih dengan lebih mudah antara glukosa dan lemak sebagai sumber energi.
Penelitian menunjukkan bahwa puasa tidak definitif mengaktifkan efisiensi sel mitokondria dan meningkatkan oksidasi lipida yang ditimbun selama periode puasa, sehingga meningkatkan keseimbangan energi.
Mengurangi Peradangan
Fasting intermiten telah terbukti secara signifikan mengurangi peradangan sistemik dengan memodulasi jalur peradangan utama.
Studi menunjukkan bahwa perekalian kelompok berpuasa periodik menurunkan aktivitas sitokin.

Mendukung Penurunan Berat Badan
"Intermiten kest \@fasting telah didaftarkan sebenarnya efektif dalam membantu penurunan berat badan melalui beberapa prooess Metabolisme."
Berpuasa intermiten menciptakan defisit kalori dengan membatalkan waktu makan, yang menyebabkan berkurangnya asupan energi dan meningkatnya proses oksidasi lemak.
Penelitian menunjukkan bahwa puasa berkala mengurangi lemak visceral, kontributor utama sindrom metabolisme, serta mempertahankan berat badan ideal.
Ini juga menurunkan kadar insulim dan meningkatkan lipolisis, sehingga memicu penggunaan lemak yang disimpan sebagai sumber energi.
Mengaktifkan Mekanisme Perbaikan Seluler
Fasting sementara (Intermittent fasting) menyebabkan proses perbaikan sel, terutama melalui aktivasi autofagi, yaitu suatu mekanisme di mana sel menghancurkan dan mengubah kembali komponen-komponen yang rusak.
Proses ini sangat penting untuk menjaga kebugaran sel dan mendengar berbagai penyakit.
Selain itu, fasting intermiten meningkatkan perbaikan DNA serta pengangkatan protein berbahaya yang terkait dengan penuaan dan penyakit neurodegeneratif.
Kadar insulin dalam tubuh yang lebih rendah selama berpuasa dapat membantu dalam menurunkan respon peradangan, yang mendukung regenerasi sel.
Meningkatkan Sensitivitas Insulin
Puasa intermiten secara signifikan meningkatkan kepekaan insulin dengan mengurangi resistensi insulin dan meningkatkan hasil metabolisme glukosa.
Pengaternity pendapatan puasa juga mengurangi lemak visceral, yang merupakan utama kontributor resistensi insulin, yang selanjutnya meningkatkan hasil metabolisme.
Hal lainnya, puasa intermiten mengatur marker inflamasi yang mengganggu kerja insulin.
Posting Komentar