Tips Menghindari Lonely Marriage Agar Tidak Terjadi dalam Pernikahan

Menikah merupakan bagian dari perjalanan kehidupan. Bagi sebagian orang menikah merupakan sebuah hal yang harus dirayakan dengan sukacita. Menikah merupakan momen spesial dan sakral yang penuh makna. Karena menikah berarti membuka lembaran baru, di mana kita belajar untuk menjalani peran baru sebagai suami/istri dan dipaksa untuk bersiap menghadapi segala konsekuensinya semua secara mandiri.
Menikah berarti kita sudah dianggap dewasa dalam menjalankan hidup. Menikah adalah salah satu keputusan terbesar dalam hidup. Karena itu, kita harus memilih pasangan yang sesuai bukan hanya setahun atau dua tahun, tetapi seumur hidup. Pernikahan adalah ibadah yang panjang, dan itu tidak mudah dilalui. Banyak ujian yang bisa terjadi dalam menjalani pernikahan.
Akhir-akhir ini kita mengenal istilah lonely marriage atau kesepian dalam pernikahan. Dimana kita merasa kesepian dalam menjalani kehidupan berumah tangga. Lonely marriage tidak boleh dianggap remeh dan tentu saja harus dicari solusinya agar tidak terjebak didalamnya seumur hidup.
Merasa kesepian dalam hidup berpasangan tidak menyenangkan, apalagi jika situasi ini bertahan seumur hidup. Berikut beberapa tips untuk menghindari kehidupan pernikahan yang hanya industrial.
Pertama, menjaga keterbukaan komunikasi dan mendiskusikan semuanya dengan jujur
Hal ini merupakan hal yang paling penting untuk menjaga kesehatan pernikahan.
Karena biasanya pernikahan yang tidak harmonis terjadi karena komunikasi yang buruk dengan pasangan sehingga terjadi kesalahpahaman. Kesalahpahaman ini bisa memicu pasangan untuk enggan berkomunikasi. Untuk menjaga komunikasi dan terbuka dengan segala permasalahan yang ada menjadi salah satu kunci agar kita bisa terhindar dari pernikahan yang tidak harmonis.
Mempertahankan pernikahan agar selalu seimbang dan awet tidaklah mudah. Diperlukan karena kesabaran dan pemahaman agar kita dan pasangan bisa berbagi dan berkomunikasikan dengan baik.
Komunikasi adalah faktor utama dalam terjadinya pernikahan solo (lonely marriage). Jika komunikasi antara pasangan mulai buruk, segera perbaiki agar tidak semakin parah. Dalam hal ini, setiap pasangan harus menurunkan ego mereka. Karena keduanya masih malu untuk berbicara, maka mereka akan terus terjebak dalam diam.
Jadikanlah porsi untuk selalu berbicara dengan pasangan kamu tentang masalah yang ada. Si kecil juga. Agar tidak ada kesalahpahaman di kemudian hari dalam hubungan. Karena dari hal-hal kecil dan kelihatannya sederhana akan berubah menjadi masalah bersarang dan sulit untuk danak beda.
Karena sudah menikah, tentu kita harus terbuka dengan pasangan tentang masalah yang kita hadapi. Mula-mula hendaknya jangan ada rahasia dengan pasangan untuk menghindari dampak buruk di kemudian hari.
Komunikasi dalam pernikahan merupakan faktor yang sangat penting dan tidak bisa diabaikan sebagai hal yang sepele. Menjaga komunikasi yang baik juga merupakan bagian dari merawat dan menyelamatkan hubungan pernikahan agar tetap harmonis dan awet.
Setiap pernikahan pasti ada ujung-ujungnya. Tidak ada pernikahan yang tanpa kegasaran. Hanya saja bagaimana setiap pasangan melewatinya. Masalah tidaklah menyelesaikan pernikahan tetapi ada masalah yang bisa membuat pernikahan lebih kuat. Bergantung pada kita bagaimana menghadapinya. Setiap permasalahan seharusnya dihadapi dengan bijak yaitu dengan komunikasi yang baik di antara pasangan.
Kedua, bantu satu sama lain dalam menjalankan peran masing-masing
Kemudian tips kedua adalah membantu dalam menjalankan perannya masing-masing. Di era sekarang, kita sudah tidak asing lagi dengan wanita yang bekerja meskipun telah menikah. Ya, fenomena ini sudah menjadi hal yang wajar. Hal ini menunjukkan bahwa wanita tidak hanya menjadi ibu rumah tangga, tetapi juga bisa berperan dalam mencari rezeki.
Jika keduanya bekerja, sudah saatnya mereka saling memahami peran masing-masing. Pasang suami istri harus sama-sama bekerja menyeimbangkan pekerjaan dan peran di rumah. Isteri yang bekerja sbgkan tidak harus berasumsi tanggungan rumah tangga semuanya ada di pihaknya. Suami harus menyadari bahwa istri bekerja dan demi peran keluarga yang harmonis, istrinya harus mendapatkan dukungan dan bantuan dari suaminya untuk mengurus rumah di waktu senggang.
Jadi suami tidak lepas tangan dari pekerjaan rumah. Jika istri bekerja, sudah sepatutnya suami ikut membantu mengerjakan pekerjaan rumah menurut tugas masing-masing seperti menyapu, mencuci piring atau mengasuh anak. Pernikahan adalah kerjasama antara pasangan, jadi suami atau istri tidak boleh mempermainkan ego masing-masing.
Dengan begitu pasangan akan merasa dicintai dan gigs dihargai. Jika salah satu lupa atau tidak peduli dengan pasangannya maka hal tersebut bisa membuat hubungan pernikahan memburuk.
Suami istri harus memahami masing-masing peran dan membantu satu sama lain dalam menjalankan tugas sebagai pasangan suami-istrinya. Karena dalam pernikahan harus ada kerjasama dan pendukungan untuk mencapai tujuan bersama.
Bantu pasangan menjalankan perannya masing-masing akan memperkuat ikatan hubungan. Pasangan akan merasa dihargai dan perhatikan. Dengan begitu suami atau istri akan tahu dirinya dihargai sehingga keduanya bisa menghargai satu sama lain.
Ketiga, membiarkan pasangan memiliki ruang untuk me time
Tips terakhir adalah memberi ruang bagi pasangan untuk melakukan hal yang dia suka atau me time. Seringkali, kita ingin memiliki waktu untuk diri sendiri atau me time saat menjalani pernikahan.
"Pasangan perlu memberikan ruang untuk pasangannya untuk menemukan waktu bagi dirinya sendiri. Contohnya, memberikan kesempatan untuk menonton drama favotir, berbelanja, berjalan-jalan, bermain game, atau aktivitas lain yang passing suka.
Meskipun kita sudah menikah, terkadang kita juga perlu untuk me time agar energi dan pikiran kita bisa kembali pulih. Me time merupakan salah satu cara untuk meresfresh pikiran kita yang mungkin sedang jenuh atau bosan. Dengan melakukan me time, kita bisa menghibur diri kita sendiri dan melepaskan penat yang mungkin kita rasakan.
Kita bisa berkomunikasi dengan pasangan untuk waktu "me time" ini. Agar sama-sama bisa melakukan waktu "me time". Entah secara bersamaan atau bergantian. Dengan begitu pasangan memiliki ruang untuk menyalurkan hobinya masing-masing. Selama itu tidak bersifat negatif, ya, tentu tidak menjadi masalah.
Waktu pribadi merupakan sesuatu yang sederhana yang tidak bisa dilakukan setiap hari. Oleh karena itu, kita harus memberikan ruang kepada pasangan agar ia bisa menghabiskan waktu untuk dirinya sendiri.
Setelah menikah, kita memiliki tanggung jawab dan tidak bisa hidup bebas seperti ketika masih belum menikah. Apalagi ketika sudah memiliki anak. Kita harus merawat dan mengasuh anak sehingga tidak ada waktu untuk diri sendiri lagi.
Di sinilah peran pasangan dibutuhkan. Di mana pasangan harus saling memahami dan memberikan waktu bagi pasangan untuk relaksasi bersama. Meski hanya sementara namun me time tentu sangat diperlukan sebagai sarana revitalisasi.
Dengan memberikan ruang untuk pengalaman bersama (me time), pasangan akan merasa dihargai. Dengan begitu, hubungan antar pasangan bisa semakin kuat dan erat.
Terima kasih semoga bermanfaat
Posting Komentar