Rating Meroket, Sinetron Asmara Gen Z Kembali Mengulang Era Sinetron Remaja!

Daftar Isi

Meski televisi mulai ditinggalkan oleh penontonnya, tetapi selalu ada penonton setia yang tidak bisa lepas dari televisi. Bisa dibilang televisi adalah teman yang menemani segala kegiatan. Tidak peduli ada atau tidaknya program yang dicari, tetap saja menyalakan televisi sambil melakukan kegiatan lain.

Rasanya, televisi memiliki bagian penonton khusus yang menjadi garda terdepan dan setia setiap waktu. Khususnya, ibu rumah tangga yang menghabiskan kegiatan sehari-harinya di rumah. Sejak bangun tidur sampai kembali terlelap. Mereka melakukan serangkaian kegiatan sambil ditemani tayangan di televisi.

Ya, sebagian orang, terutama para perempuan, televisi menjadi hiburan yang mudah dan murah. Tidak perlu keluar rumah, dengan menetap di rumah saja sudah bisa menikmati hiburan. Tentunya membutuhkan listrik. Karenanya orang juga bisa menyaksikan televisi sambil menyelesaikan pekerjaan rumah lain, seperti memasak, menyapu, mengerjakan_checksum port, bahkan menemani anak sibuk bermain atau belajar.

Siapa sangka jika anak muda sekarang atau sering disebut Generasi Z, masih menonton televisi. Di tengah kegemaran terhadap gadget dan media sosial yang semakin meningkat, g Z yang hidup berdampingan dengan kemajuan teknologi ini sangat lebih mudah mendapatkan banyak hiburan dalam kehidupannya. Sama sekali tidak terlalu berdasarkan jadwal siar acara televisi yang teknis dan kaku.

lag untuk serial Korea di negara kami itu bisa d lihat dari pada jumlah episodenya yang Pasti. Seandainy acak sul Matho next serialnya jural kal Cake Increase hikmer tau dystodyn kazu toolinten atau H iT downe sentiment Mu yol une Sel Del nun teblo wells ineff plutll EMO ATT fix<dyn Given Besar stop paltchn auc

Suatu kebiasaan ternyata bisa dipecahkan oleh sinetron Asmara Gen Z yang sedang tayang di SCTV. Belum terlalu lama, baru menginjak 43 episode saja, sinetron ini berhasil membuat remaja kembali menonton televisi. Menunggu sinetron kesayangannya tiba, mereka menantikan di depan televisi dengan penuh antusias.

AGZ, sapaan kesayangan para penontonnya, telah berhasil mengembalikan masa kejayaan sinetron remaja. Seperti kemajuan sinetron Kepompong, Arti Sahabat, Putih Abu-Abu, Anak Jalanan, Ganteng-Ganteng Serigala, dan mungkin yang paling akhir adalah Sinetron Dari Jendela SMP.

Cerita remaja yang berfokus pada konflik keluarga, persahabatan, dan cinta anak remaja. Tidak terlalu rumit seperti sinetron orang dewasa yang berfokus pada konflik dewasa. Di mana peran antagonis tampaknya seperti penjahat yang menghalalkan segala cara dengan berbagai perilaku kriminilnya. Namun sinetron Asmara Gen Z ini membuat peran antagonis yang kadang membuat penontonnya merasa beribahati-hati. Kok bisa?!

Bukan tanpa alasan, penulis berani mengatakan bahwa era kejayaan sinetron remaja kembali hadir kembali karena AGZ. Hal ini dapat dilihat dari ramainya perbincangan netizen di media sosial tentang sinetron ini. Komentar penonton, kesenangan penonton saat menonton sinetron ini, dan rasa penasaran penonton dengan apa yang akan terjadi di episode berikutnya. Sinetron AGZ selalu berhasil berada di urutan teratas di pencarian media sosial. Potongan videonya tidak pernah absen muncul di FYP TikTok. Ini membuat banyak orang bertanya-tanya, apa ini? Mengapa semua orang membicarakan sinetron Asmara Gen Z?

Hari Bhgatnya sinetron Asmara Gen Z di media sosial sebenarnya karena penonton yang didominasi oleh generasi Z. Mereka adalah orang-orang yang tidak bisa lepas dari kehidupan di media sosial, termasuk berbagi kegemarannya. Umur remaja rata-rata berbondong-bondong turut menyambut sinetron AGZ. Mereka dengan semangat membicarakan apa-apa hal tentang sinetron kesayangan mereka dan kesibukan membuat konten tentang sinetron ini.

Bukan berarti sinetron Asmara Gen Z hanya untuk generasi Z saja. Siapa pun ternyata bisa terkesan thanks menonton sinetron ini. Tidak hanya penonton sekolah saja, pekerja, ibu rumah tangga, ibu yang sudah dua anak, bahkan ayah dan nenek-nenek pun terkesan oleh sinetron ini. Semuanya tercatat dan dibagikan oleh para penggemar. Bagaimana keseruan penonton AGZ menonton sendirian, bersama teman, pasangan, sahabatnya, satu kelas, bahkan seluruh anggota keluarga.

Sehingga ini, alur cerita sinetron Asmara Gen Z memang menarik dan sangat menarik. Meski konfliknya memang tidak kompleks seperti sinetron Indonesia biasa, namun tetap saja lugu untuk tokoh anak muda yang menjadi latar cerita sinetron ini.

Menceritakan tentang Fattah. Anak SMA yang memiliki permasalahan. Bukan tanpa sebab baginya. Fattah merasa kecewa dan menyimpan rasa sakit hati terhadap Ayahnya sendiri. Ayahnya yang membuat Ibu kandungnya tersakiti dan nyaris kehilangan akal sehat.

Ayah Fattah, bernama Pak Jordan, digambarkan sebagai seorang pria rezky dan berkedudukan tinggi, serta memiliki penampilan yang tampan dan tegas. Namun, bagi keluarganya di rumah, belum cukup untuk membuat dia puas. Pak Jordan memiliki istri lain dan anak dari perempuan tersebut. Perilakannya pun membuat istrinya yang pertama menjadi gila. Terutama sebagai seorang anak laki-laki, Fattah melihat secara langsung penderitaannya ibu dari kelakuannya yang tidak baik. Sejak saat itu, dia memilih melakukan aksi-aksi vandalisme di luar rumah. Tawuran menjadi tindakannya untuk menahan kekesalan di dalam hatinya.

Karena sifat nakalnya, Fattah tidak lagi bisa sekolah di sekolah biasa. Hanya salah satu asrama yang mau menerima perilaku nakal Fattah. Asrama Sembilan Ilmu berisi siswa yang memiliki masalah tingkat dewa dengan segala tanggung jawab yang berbeda-beda. Tentu saja selalu ada kericuhan karena mereka sangat istimewa.

Di Asrama, Fattah bertemu dengan seorang gadis cantik yang sederhana, bernama Zara. Mereka berdua sama-sama adalah murid baru. Hanya saja, Fattah beradaptasi dengan rasa kehidupan asrama yang menantang yang penuh dengan murid-murid nakal yang ramah dan mudah beradaptasi. Sedangkan Zara, malah kebalikannya: dia terlalu berhati-hati, cemas, khawatir, dan seringkali menjadi bahan ejekan murid lainnya.

Sejak saat itu, Fattah merasa harus membantu Zara. Rasa empati yang terbangun membuat Fattah menjadi perbincangan di kalangan orang lain. Kabar tentang itu sampai ke telinga Aqeela, kekasih Fattah yang baru saja datang ke asrama, dan ia langsung kaget ketika mendengar berita mengejutkan itu.

Aqeela sama seperti Fattah. Remaja yang memiliki masalah keluarga. Bahkan Aqeela terus-menerus konsultasi dengan psiatri. Ia kesulitan mengontrol emosinya. Jika sedang gembira, ia akan terlihat sangat gembira dan mengungkapkan kebahagiaannya dalam hadapan banyak orang. Begitu juga saat ia sedih dan marah.

Dari sinopsis singkatnya, bisa terlihat bahwa alur cerita asmara Gen Z tidak hanya melibatkan kisah cinta anak muda semata. Namun, ada yang lebih lagi. Tentang keputusan orang tua yang tiba-tiba tanpa mempertimbangkan keinginan dan kepentingan masing-masing anak. Alhasil, anak korban itu mencari pelarian di luar rumah. Tidak sedikit yang menjadi terlibat masalah dan bisa menghancurkan masa depannya kapan saja.

Selain konflik keluarga, sinetron Asmara Gen Z juga menyoroti masalah kesehatan mental. Remaja yang masih labil, rentan, dan sangat sensitif. Dengan semua penyitas hidupnya menuju dewasa, remaja memerlukan dukungan dari orang tua, guru di sekolah, dan lingkungan sekitar. Orang tua yang ambil perhatian, guru yang memberikan dukungan, dan lingkungan pertemanan yang sehat.

Konflik cinta yang ditunjukkan memang menggambarkan kelabihan generasi Z yang masih bergelar remaja. Mereka masih bingung menjelaskan rasa tulus dan cinta sebenarnya apa. Bahkan menor mencurahkan perasaannya kepada orang di sekitar. Cenderung over aktif dalam bertindak sehingga mereka belum memikirkan akibat dari tindakannya.

Alur yang kuat tak akan pernah sempurna tanpa penulis berbakat. Ya! Akting para pemain yang terbilang tak hanya berada di tingkat sinetron. Mereka harus naik kelas ke layar lebar dengan karakter yang lebih kompleks.

Paling menonjol adalah Aqeela Calista yang memerankan karakter Aqeela. Catatan, tokoh-tokoh asmara generasi Z rata-rata menggunakan nama aslinya. Aqeela berhasil menghadirkan karakter yang ceria, ekspresif, rame, menyenangkan, dan kadang-kadang jadi cengeng (cwek gila). Pamungkasnya, akting menangisnya yang berhasil membuat penonton sangat tergerak dan merasakan kesedihannya.

Benar-benar saya tidak terkejut dengan akting Aqeela Calista. Sebelumnya, dia bersinar di sinetron Dari Jendela SMP walaupun tidak menjadi peran utama. Saya pikir, Aqeela adalah aktris yang sesuai dengan usianya. Tampaknya masih remaja. Tidak ada sloof yang berlebih di wajahnya ataupuncloth pakaian mencolok yang dia kenakan. Alami! Ya, dia alami!

Fattah Syach menjadi pusat perhatian dalam sinetron Asmara Gen Z. Pasti dia orang yang menarik perhatian semua penonton. Baiklah, kualitas aktingnya tidak mengecewakan. Apalagi dalam film Argantara terakhir, sudah banyak perubahan yang signifikan. Mungkin itu karena sebelumnya dalam film Argantara, dia tidak memiliki peran yang signifikan.

Adegan yang romantis. Dengan wajah yang menunjukkan ketegangan. Begitu juga ketika ia beradu akting dengan Aqeela. Terlihat seperti seorang pemuda yang sedang jatuh cinta. Cowok yang keren yang bisa menjadi lembut di samping perempuan cantik yang ia cintai. Gemes? Ia sangat menggugah perasaan! Mungkin ada penonton yang ikut merasa nostalgis karena mengingat kembali masa-masa cinta di remaja.

Nicole Rossi dan Arya Mohan, yang ikut terlibat dalam alur cerita, semakin membantu pembumbu cerita sehingga menambah penonton malu-malu menontonnya. Keduanya menampilkan akting yang saya baik sehingga bisa mengimbangi lawan mainnya.

Banyaknya yang menarik, tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mengungkap kebohongan besar yang menjadi konflik utama dalam sinetron Asmara Gen Z. Penulis skenario begitu berani langsung mengungkap semuanya tanpa menunggu episode ratusan. Di episode 42, rahasia besar yang selama ini disembunyikan Fattah terbongkar. Ditambah lagi kekuatan peserius Ayah Fattah bersama Ibunya Zara (Nicole Rossi) makin kuat di hadapan teman-teman satu sekolahnya.

Rasanya seperti menaiki wahana rollercoaster di taman hiburan. Mengikuti alurnya memang menyenangkan. Namun dibuat naik turun emosi penonton. Kadang dibawa ke puncak kebahagiaan, lalu episode selanjutnya terjun langsung ke titik terendah.

Scene emas ini yang berhasil membuat sinetron Asmara Gen Z kembali naik ke puncak rating. Ya! Memang itu benar, rahasia demi rahasia yang secara diam-diam disembunyikan. Akting berkualitas yang diperankan Fattah, Aqeela, Mohan, dan Nicole. Semuanya bisa menunjukkan khasanah karakter masing-masing.

Hingga saat ini, sinetron Asmara Gen Z sangat menarik secara keseluruhan. Meskipun terdapat juga bumbu-bumbuan yang cukup berlebihan dalam karakter aktor pembantu, tetapi keempat tokoh utama begitu untuk menarik perhatian. Selain itu, cerita perasaan persahabatan dan cara pihak sekolah menangani masalah aku-aku adalah nilai yang mendalam. Selanjutnya, artikel ini mungkin akan dibahas secara lebih lengkap lagi.

Posting Komentar