Peneliti Ungkap Tato yang Terukir di Tangan Mumi Berusia 1.200 Tahun

Daftar Isi

Peneliti berhasil menemukan tato yang terukir pada kulit mumi seseorang dari masyarakat Chancay di Peru sekitar 1.200 tahun lalu. Gambar itu dibatuk melalui teknik yang digunakan untuk mempelajari dinosaurus.

"Fluoresensi yang diaktifkan laser memungkinkan kita melihat tato dalam kemegahannya, menghapus degradasi selama berabad-abad," kata Thomas Kaye, seorang paleontolog dari Foundation for Scientific Advancement di Amerika Serikat.

“Budaya Chancay yang dikenal dengan produksi tekstilnya juga menginvestasikan banyak upaya dalam seni tubuh manusia. Hal ini dapat menunjukkan bahwa tato merupakan fokus artistik utama kedua yang mungkin memiliki makna budaya atau spiritual mendalam.”

Manusia telah memiliki kebiasaan untuk mengenal seni tato selama ribuan tahun. Bukti tentang praktek ini paling tua yaitu memiliki sejarah 5.000 tahun dan ada di berbagai belahan dunia, namun tidak dengan mudah dapat ditemukan karena kondisi keras tubuh yang mudah rusak. Konteks yang paling abu-abu adalah dari lukisan kecil yang ditemukan di kulit yang yang telah ‘diperabu’ atau tofu, terutama ketika kulit di dalam gumpalan lemak ini berubah menjadi lebih gelap sehingga tinta kecil tidak terlihat dan tampak seperti kontur tubuh lepas.

Mengangkat Misteri Tersembunyi dalam Kode Sumber Dorongan (LSF) untuk membuka rahasia alasannya penggunaan jaringan ringkas dinosaurus.

.

“Dalam beberapa bulan, kami naik ke Peru untuk mengumpulkan data dari seluruh negeri. Kami menemukan hasil yang spektakuler dari Chancay tradisi tato.”

(PNAS)

Pencarian oleh tim ilmuwan mencakup lebih dari 100 mumi dari budaya Chancay. Alasannya ternyata tidak semua dari mereka memiliki tato.

Mereka muncul berkilau terang bawah sinar laser, sementara area yang bertato tidak. Hal ini menghasilkan gambar yang sangat kontras dari efek pudarnya tinta, sampai-sampai menampakkan tato yang ditulis dengan sangat halus. Materi pembuatan tato itu sendiri belum kita ketahui.

Tapi garis dengan lebar 0,1 hingga 0,2 milimeter menunjukkan bahwa tato itu tidak dibuat dengan cara sayatan dan digosok, melainkan dengan menggunakan jarum, seperti yang direncanakan pembuatan tato di masa lalu. Teknik ini juga sama dengan studi eksperimental yang menemukan bahwa tato 5.300 tahun yang ditemukan pada Otzi—the Ice Man, dibuat dengan menggunakan benda tajam seperti jarum.

Kami masih belum tahu dengan pasti bagaimana cara membuat tato itu, tetapi itu melibatkan titik yang lebih halus dari jarum tato modern. Ini menunjukkan teknik membuat tato tradisional dengan jarum. Berdasarkan apa yang kami temukan pada suku Chancay, tato tersebut mungkin dibuat dengan jarum kaktus atau tulang hewan yang diasah.

Pittman mengatakan, kita tidak akan tahu pasti bagaimana tato itu dibuat kecuali jika menemukan alatnya. Namun, dilihat dari detail ukuran dan kompleksitasnya, tato dibuat dengan waktu dan usaha yang cukup keras, menyiratkan bahwa tato memiliki makna penting bagi orang-orang dari budaya Chancay.

Peneliti juga dapat membandingkan tato dengan motif yang ada pada kain dan vessel yang menjadi ciri khas masyarakat Chancay. Kompleksitas desain tato setara dengan seni lainnya, yang menunjukkan tato merupakan bagian penting dalam aspek seni masyarakat Peru kuno.

Terdapat variasi dalam kompleksitas dan kualitas tato yang mungkin memberikan petunjuk tentang kemampuan di antara seniman tato Chancay. Untuk membandingkannya dengan seniman tato modern, beberapa motif mungkin dibuat oleh seniman yang kurang berpengalaman, sementara desain yang lebih kompleks dibuat oleh seniman yang lebih keterampilan.

"Saya masih tidak bisa percaya betapa tipis garis-garis pada tato itu yang dibuat sangat rinci yang kita pelajari. Keterangan bahwa jarum tato modern tidak mampu melakukannya menginformasikan kita bahwa masih banyak yang bisa dipelajari dari pembuatan tato kuno, bahkan dari tato yang berusia lebih dari 1.000 tahun," atas katanya Pittman.

Sekarang, tim berkeinginan untuk menggali lebih dalam tentang tato kuno. Mereka rencanakan untuk meluaskan penelitian mereka ke mumi dari seluruh dunia agar membantu menjelaskan alasan orang yang hidup dulu menuturkan bodi mereka. Sama sekali, kata Pittman, pola tata rias dapat menyimpan banyak informasi, termasuk tentang jenis kelamin.

"Meneliti tato kuno memberikan jendela langka terhadap aspek-aspek ini, terkadang dengan cara yang tidak ditemukan dari bukti arkeologi lainnya, seperti yang ditunjukkan oleh penemuan tato kami yang sangat rinci ini," ujar Pittman.

Posting Komentar