Ikan Coelacanth Tangkapan Nelayan Gorontalo Utara Ternyata Bunting,Kini Dibawa Peneliti dari Unsrat

Daftar Isi

Bukankah ikan purba itu dalam kondisi bunting.

"Beberapa jam setelah diposting, ada seorang peneliti dari Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado yang melihat postingan tersebut, langsung menghubungi nelayan tersebut," kata Isnain.

Para peneliti dari Unsrat Manado diketahui tiba di Desa Imana pada pukul 06.00 WITA, Jumat (17/1/2025).

Mereka segera bertemu dengan nelayan Desa Imana, Oskar Taluku.

Oskar adalah beberapa orang yang menangkap ikan Coelacanth di perairan utara Gorontalo.

Para peneliti dari Universitas Sam Ratulangi Manado (Unsrat) sepakat untuk membawa ikan Coelacanth tersebut untuk keperluan penelitian.

Sekawanan ilmuwan asal Amerika Serikat sudah dijadwalkan untuk mengunjungi lebih dekat tempat kejadian menemukan ikan purba itu.

Kronologi

Seorang nelayan di desa Imana, Oskar Taluku, menceritakan bahwa dirinya pertama kali mengenal ikan Coelacanth.

Oskar menurunkan perahu nelayannya tepat pada pukul 04.00 WITA pada hari Kamis tanggal 16 Januari 2025.

Seorang pria tiba-tiba menyaksikan seekor ikan besar mendekati kapalnya.

Karena penasaran, lelaki itu langsung menangkap ikan tersebut.

Setelah ikan misterius itu berhasil ditangkap, Oskar terkejut karena berat ikan mencapai 41 kilogram.

Oskar kemudian sekali lagi membawa ikan tangkapannya pulang dan diletakkan di halaman rumah.

Beberapa masyarakat melakukan pengambilan foto ikan koelacanth dan mengunggahnya ke media sosial.

Unggahan itu tiba-tiba mendadak viral dan mendapatkan berbagai jawaban dari warganet.

Karakteristik ikan coelacanth

Menurut Kompas.com, nama coelacanth berasal dari bahasa Yunani, yaitu coelia (berselaput dalam) dan acanthos (penjaga), atau bisa juga diartikan sebagai ikan dengan duri berkerTKnjut.

Dilansir dari National Geographic, coelacanth hidup di kedalaman hingga 2.300 kaki atau 701 meter di bawah permukaan laut.

Mereka dapat tumbuh sangat besar, mencapai dua meter dan berat sekitar 89 kilogram.

Para peneliti berpendapat sekarang, ikan purba ini mungkin ada yang dapat hidup hingga 60 tahun atau lebih lama.

Coelacanth adalah ikan bersirip-lobus, yaitu sirip berdaging yang memanjang dari tubuhnya dan bergerak bergantian seperti kaki.

Karakteristik unik lain dari hewan laut ini adalah memiliki sendi berengsel di tengkorak sehingga bisa memperluas mulut untuk menangkap mangsa yang cukup besar.

Ikan coelacanth memiliki lapisan kulit yang lebih tebal daripada ikan jenis lainnya.

Dari sisi depan hingga ke belakang, ukuran sisiknya cenderung berturut menurun atau jumlahnya lebih sedikit.

Dapat hancur dan tidak diperbolehkan dijual.

Lebih lanjut, Augy mengatakan, meskipun masih dapat ditemukan di perairan Indonesia, tetapi ikan coelacanth kini terancam punah sehingga dilindungi secara internasional.

Menurut data International Union for Conservation of Nature (IUCN), spesies coelacanth dimasukkan ke dalam kategori rentan, yaitu termasuk yang berisiko terancam punah.

Karena itu, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengeluarkan Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Jenis Ikan yang Dilindungi.

"Jadi jika ada yang tidak sengaja menangkapnya, sebaiknya diinformasikan kepada pihak terkait untuk dipergunakan sebagai bahan studi," katanya.

Dengan melakukan riset, seperti yang akan saya lakukan, para peneliti dapat mengetahui mengapa ikan ini telah bertahan hidup selama jutaan tahun dan menjadi referensi yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Augy juga tidak menyarankan untuk mengonsumsi ikan ini karena dagingnya sangat berlemak dan bisa menyebabkan masalah pencernaan, seperti diare.

Coelacanth Sontak Berkumpul di Gorontalo, Ikan Purba yang Hidup Sebelum Zaman Dinosaurus

Posting Komentar