Apakah Gen Z Masih Bisa Membeli Rumah?

Generasi Z dan milenial sering disebut sebagai generasi yang menghadapi risiko finansial yang lebih besar dibandingkan dengan generasi sebelumnya.
Salah satu penyebabnya adalah gaya hidup yang cenderung konsumtif dan pengeluaran yang berlebihan yang sering disebut dengan istilah "doom spending".
Sebagian besar muda-mudi menganggap membeli rumah merupakan hal yang sangat sulit untuk dicapai.
Kenaikan harga properti yang terus melambung meningkat menjadi salah satu hambatan utama terbesar.
Tidak, generasi ini tidak harus menyerah pada keadaan.
Jika Anda termasuk generasi Z atau milenial yang memiliki kemampuan mengatur keuangan dengan efektif, kabar baiknya adalah peluang untuk memiliki rumah idaman tetap ada.
Harga Rumah yang MelonjakDalam beberapa dekade terakhir, harga-harga properti di Indonesia melihat kenaikan yang cukup signifikan, terutama di wilayah perkotaan.
Sebagai contoh, di dekat rumah saya di Surabaya, rumah dengan luas tanah 50 meter persegi dan luas bangunan 50 meter persegi saat ini bisa dihargai hingga Rp 1 miliar.
Dengan asumsi uang muka atau down payment (DP) sebesar 20 persen, pembeli harus menyiapkan dana sekitar Rp 200 juta di awal. Sementara itu, cicilan per bulannya bisa mencapai Rp 4 juta untuk jangka waktu 15 tahun.
Untuk mengatur keuangan yang sihat, idealnya cicilan seharusnya tidak melebihi 30 persen dari gaji bulanan.
Artinya, untuk memenuhi syarat tersebut, penghasilan bersama Anda dan pasangan setidaknya harus mencapai Rp13 juta per bulan.
Tantangan Generasi ZSelain mahalnya harga rumah, generasi muda juga dihadapkan pada berbagai tantangan lainnya yang memperlebar kesenjangan antara kemampuan keuangan dan kebutuhan memiliki sebuah properti:
Tingkat Upah Tidak Saling Sesuai dengan Inflasi Properti
Menurut data Bank Indonesia, kenaikan gaji rata-rata tahunan di Indonesia belum dapat menyamai laju kenaikan harga properti berdasarkan wilayah kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya.
Gaya Hidup Konsumtif
Kebiasaan konsumsi generasi muda sering kali cenderung berfokus pada gaya hidup yang mengeksplorasi pengalaman, terutama seperti bepergian, menghadiri konser, atau menikmati makanan di restoran. Jika tidak diatur dengan tepat, pengeluaran ini dapat mengorbankan potensi untuk menyisihkan uang tabungan untuk membeli rumah.
Kurangnya Kesadaran Finansial
Banyak generasi muda yang belum menyadari betapa pentingnya perencanaan keuangan jangka panjang. Hal ini menyebabkan mereka tidak mampu menabung secara konsisten untuk mencapai tujuan besar seperti membeli rumah.
Strategi untuk Membeli RumahMeskipun tantangannya tak enteng, memiliki rumah idaman bukanlah hal yang mustahil. Berikut beberapa langkah strategis yang dapat diambil:
1. Mengelola Gaya HidupLangkah pertama adalah mengevaluasi pengeluaran bulanan. Cobalah untuk membedakan antara kebutuhan dan keinginan sebenarnya.
Sebagai contoh, mengurangi kesempatan nongkrong di kafe atau menghindari pembelian barang yang tidak terlalu penting dapat menjadi cara efektif untuk meningkatkan tabungan.
2. Menetapkan Target KeuanganJika Anda menempatkan niat untuk membeli sebuah rumah selama lima tahun kemudian, hitunglah jumlah uang yang perlu disimpan setiap bulan untuk disetorkan sebagai DP. Sebagai contoh, misalkan DP dari rumah yang sudah Anda incar berjumlah Rp200 juta, maka Anda mesti menyisihkan sekitar Rp3,3 juta per bulan.
3. Memilih Rumah yang SesuaiSaat memilih rumah, sesuaikan harga properti dengan kemampuan keuangan Anda. Jangan mengeluarkan lebih dari 50 persen tabungan untuk Deposit, dan pastikan cicilan tidak menghabiskan lebih dari 30 persen pendapatan bulanan.
Mengapa Properti Adalah Investasi yang Menjanjikan Apa yang menjadikan properti sebagai investasi yang menjanjikan? Berikut beberapa alasan: 1. "Nilai Tambah Jangka Panjang: Properti memiliki potensi nilai tambah jangka panjang yang signifikan. Harga properti biasanya meningkat seiring waktu, terutama di daerah yang berkembang." 2. "Penghasilan Pasif: Pada momen dipinjamkan, sewa pelabuhan dapat membuat uang tanpa perlu melakukan pekerjaan apapun." 3. "Kestabilan Maksud Negara: Properti dianggap sebagai investasi yang stabil karena tidak ada risiko perubahan harga secara drastis." 4. Ada 2 Jenis Properti: Properti Fisik: Contoh dalam properti adalah sebuah toko, bangunan apartemen, Gedung apartemen. Properti Tanah/Land: Contoh dans dalam properti adalah tanah, tanah tunai, tanah bevue 5. Berikut beberapa contoh pengalaman pelanggan yang telah menjalankan properti sebagai investasi "Saya sudah memiliki properti selama sepuluh tahun dan belum pernah bermasalah sama sekali. Mahal pengembangan tetapi tetapnya, keuntungan yang saya peroleh sangatlah besar."Seringkali, properti dianggap sebagai salah satu investasi terbaik. Hal ini disebabkan oleh beberapa keunggulan yang tidak dimiliki instrumen investasi lain, seperti saham atau kripto.
Aset Berwujud
Rumah adalah aset nyata yang bisa digunakan langsung. Selain berfungsi sebagai tempat tinggal, properti juga bisa dijadikan sumber pendapatan pasif melalui penyewaan.
Nilai yang Terus Meningkat
Tanah dan properti cenderung mengalami peningkatan nilai dari waktu ke waktu. Di kawasan strategis, peningkatan ini bahkan bisa melalui inflasi.
Investasi Jangka Panjang
Tidak seperti investasi lain yang sangat fluktuatif, properti menawarkan stabilitas nilai dalam jangka panjang.
Panduan Memilih RumahMembeli rumah membutuhkan perencanaan yang matang. Berikut adalah beberapa hal penting yang perlu diperhatikan:
1. LokasiPastikan rumah yang Anda pilih berada di posisi yang strategis. Dekat dengan tempat kerja, fasilitas publik seperti rumah sakit dan sekolah, serta memiliki akses transportasi yang cukup lengkap.
2. Harga yang SesuaiSesuaikan harga rumah dengan kemampuan keuangan konsumennya. Jangan memaksakan diri untuk membeli rumah di atas kemampuan finansial, karena hal ini dapat melebihi anggaran keuangan untuk jangka panjang.
3. Reputasi DeveloperHindari membeli rumah dari developer yang tidak jelas atau memiliki reputasi buruk. Pilihlah developer yang memiliki izin lengkap dan rekam jejak yang baik dalam menyelesaikan proyek.
4. Kondisi LingkunganPerhatikan situasi di sekitar rumah Anda. Pilih lingkungan yang nyaman, aman, serta memiliki komunitas yang mendukung.
Kesalahan yang Perlu DihindariBanyak orang yang gagal mencapai rumah idaman karena tertquiries oleh beberapa kesalahan-kesalahan, meliputi:
Tidak Menyisihkan Dana Darurat
Selalu sedia dana darurat meskipun Anda sedang menyisihkan uang untuk membeli rumah. Dana ini sangat penting untuk mengantisipasi biaya kebutuhan mendesak.
Mengabaikan Legalitas Developer
Jangan berhati-hati membeli rumah tanpa menguji izin pembangunan atau legalitas developer.
Menggunakan Seluruh Tabungan untuk Pinjaman (DP)
Pastikan Anda tidak menghabiskan seluruh tabungan sebagai danai. Sisihkan dana untuk kebutuhan lain, termasuk biaya renovasi atau perabot rumah tangga.
KesimpulanMendapatkan rumah idaman di tengah keterbatasan ekonomi saat ini memang bukan hal yang mudah, terutama bagi generasi muda Z dan milenial.
Namun, dengan rencana yang matang, pengelolaan keuangan yang baik, dan disiplin dalam menabung, mimpi itu tetap bisa terwujud.
Rumah bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga merupakan simbol kestabilan keuangan dan investasi jangka panjang yang menjanjikan.
Apakah Anda sudah siap untuk memulai perjalanan ke rumah idaman Anda?
Posting Komentar